"Kami targetkan pengembangan lahan budidaya seluas 500 hektare hingga lima tahun ke depan," ujar Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Rofiq Ardiyanto, Rabu (5/11/2014).
Selain bertujuan memenuhi kebutuhan industri, kata Rofiq, pilihan lokasi prioritas ini juga sekaligus menjadi upaya konservasi di lereng gunung itu. "Bambu banyak menyerap karbon sehingga dapat meminimalisir polusi udara. Selain itu bambu sangat kokoh sehingga dapat menahan erosi," ujar dia.
Adapun jenis bambu yang akan dikembangkan adalah petung, wulung, dan apus, dengan bibit didapat dari kultur jaringan, serta pemanfaatan akar bambu. "Sudah terealisasi sekitar 70 hektare. Kami menyasar seluruh kecamatan," imbuh Rofiq.
Rofiq menambahkan, pemerintah sudah pula membuat semacam rencana kerja terkait budidaya bambu ini. Tiga kecamatan akan menjadi sentra budidaya, yakni Turi, Prambanan, dan Pakem. Menurut dia, setiap bulan para perajin di Kabupaten Sleman butuh rata-rata 15.223 batang bambu.
Dari kebutuhan tersebut, pasokan dari Sleman hanya mencukupi sekitar 20 persen-nya. "Sebagian besar sisanya diambil dari luar kabupaten seperti Purworejo, Kulonprogo, dan Sragen," kata Rofiq.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.