Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Candi di Kompleks Prambanan Jadi Museum Gempa

Kompas.com - 05/11/2014, 16:33 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Gempa 6,5 skala Richter yang mengguncang DI Yogyakarta, selain merobohkan rumah warga, juga merusak banyak bangunan cagar budaya, termasuk candi di Kompleks Prambanan.

Setelah 8 tahun dilakukan penanganan dengan melakukan metode konsolidasi atau memperkuat struktur bangunan, kini candi yang terkenal dengan legenda Roro Jonggrang itu sudah dapat dinikmati lagi, termasuk bangunan candi terbesarnya, yakni Candi Siwa.

Candi Siwa merupakan bangunan terakhir yang selesai dikerjakan, dan pada Rabu (5/11/2014) ini, candi ini mulai dibuka kembali untuk wisatawan. "Dulu 2013 yang masuk dibatasi dan harus pakai helm karena belum sepenuhnya selesai. Sekarang sudah selesai dan dibuka kembali untuk wisatawan," ucap Kepala Seksi Pelindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY, Wahyu Astuti.

Hal ini mengingat peristiwa gempa bumi yang mengguncang DIY dan sekitarnya terbilang besar hingga merusak sebagian bangunan cagar budaya, termasuk Candi Prambanan. Maka, ada satu bangunan candi di Kompleks Prambanan yang susunan batunya disengaja tidak begitu rapi dibandingkan yang lainnya.

Candi yang lokasinya ada di sebelah utara Candi Siwa ini dijadikan sebagai museum, pengingat kedahsyatan gempa bumi 2006. "Itu Candi Apit Utara, memang susunan batunya sedikit pritil-pritil (tersusun tidak rata). Itu dijadikan museum, pengingat gempa tahun 2006," ucap Wahyu.

Meski terlihat susunannya tidak rata dan rapi, pengunjung tidak perlu takut karena dalam proses konsolidasi sela-sela batu telah direkatkan dengan injeksi. Memasukkan perekat berbahan campuran pasir, kapur, dan zeolit. "Bahanya dari campuran alami, tapi cukup kuat," tegasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Candi Siwa resmi dibuka untuk wisatawan. Pembukaan Candi Siwa ini secara simbolis dilakukan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Kacung Marijan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com