Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seharusnya Jadwal Pulang Kampung, Sumarti Malah Dikabarkan Mati

Kompas.com - 04/11/2014, 06:00 WIB

CILACAP, KOMPAS.com - Keluarga Sumarti Ningsih (23), terpukul mendengar kabar tewasnya tenaga kerja Indonesia di Hongkong itu. Sumarti tewas hanya lima hari menjelang kepulangannya ke kampung halaman.

"Saya terkejut sekali memang, dan saya diminta tabah. Dari agen bilangnya kalau anak saya meninggal sudah dibungkus," kata Ahmad Kaliman (58), ayah Sumarti, saat ditemui di kediamannya di Grumbul Banaran RT 2 RW 5 Desa Gandrungmangu Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (3/11/2014).

Menurut Kaliman, kabar meninggalnya anak ketiganya itu dia terima pada Senin sekitar pukul 17.00 WIB. Ada polisi datang membawa kabar anaknya mengalami musibah. Lalu, datanglah telepon dari agen yang mengirimkan anaknya bekerja di Hongkong tersebut.

Kaliman mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan Sumarti pada 15 Oktober 2014. Ibu satu anak itu mengabarkan akan pulang ke Indonesia pada 2 November 2014, karena visa turisnya sudah habis.

Tak ada lagi kabar sejak saat itu, telepon genggam Sumarti pun sudah tak aktif selama 10 hari terakhir. Rencana kepulangan Sumarti ke Indonesia itu tinggal rencana. Pada 27 Oktober 2014, dia ditemukan tewas.

Sumarti merupakan akan ketiga pasangan Kaliman dan Suratmi (49). Menurut Kaliman, keluarga mulai khawatir ketika berhari-hari tak bisa menghubungi Sumarti. Pada Senin siang, Suratmi sempat memeriksa buku rekening Sumarti di bank BNI. Didapati, masih ada tambahan tabungan tertanggal 22 Oktober 2014.

Kaliman yang juga adalah ketua RT di lingkungannya, mengaku punya firasat sekalipun semula dia abaikan. "Sabtu malam saya mimpi lihat pesawat di depan rumah, di jendela pesawat kok saya melihat anak saya itu. Mungkin itu pas kejadian anak saya meninggal," ujar dia menduga-duga.

Adapun Suratmi bertutur tak ada hal janggal menjelang anaknya berangkat ke Hongkong. Menurut dia, anaknya yang satu ini selalu ceria dan menyayangi keluarganya. Lahir paad 22 April 1991, Sumarti hanya lulus sekolah dasar tetapi mengikuti pendidikan suster di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.

Sumarti sempat pula bekerja di Bangka dan kota lain. Menikah siri dengan warga Semarang, Jawa Tengah, Sumarti punya satu anak. Pada 2011, dia berangkat ke Hongkong melalui PT Arafah Bintang Perkasa. Selama dua tahun delapan bulan dia bekerja di Hongkong.

Setelah pulang dari Hongkong, dia tidak lantas bekerja di Gandrungmangu, namun memilih untuk kursus menjadi disk jockey (DJ) di Yogyakarta. Selama lima bulan kursus, Sumarti mengantungi sertifikat Basic DJ Mixing Course, dengan grade "Good".

"Baru satu bulan di rumah, dia pingin lagi ke Hongkong, tapi kali ini pakai visa wisata. Saya sudah larang, tapi dia pingin nyari uang dan ingin nabung untuk masa depan anaknya, maka kami silakan saja," kata Kaliman yang kesehariannya adalah petani.

Dengan visa wisata, masa tinggal Sumarti di Hongkong adalah tiga bulan, setiap kali datang. Dia sempat pulang pada Ramadhan lalu dan baru kembali lagi ke Hongkong pada 2 Agustus 2014 dengan rencana pulang pada 2 November 2014. "Saya tahunya anak saya kerja di restoran," tutur Kaliman. (Satelit Post/ale)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com