Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fasilitasi Warga Pinggiran Belajar Sastra, Heri Raih Penghargaan

Kompas.com - 03/11/2014, 19:29 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com – Butuh waktu tujuh tahun untuk Heri Candra Santosa (30) bisa menunjukkan eksistensi komunitas baca miliknya ke publik. Komunitas baca masyarakat yang dibangun secara swadaya di lereng pegunungan Medini di Kabupaten Kendal ini mendapat pengakuan dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Senin (3/11/2014).

Heri mendapat penghargaan Prasidatama tahun 2014 untuk bidang kategori pegiat bahasa dan sastra. Penghargaan itu tak lepas dari kiprah Heri dan kawan-kawannya mendirikan komunitas baca masyarakat di Wilayah Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, tahun 2007.

Pertama, mereka membangun perpustakaan sastra bagi masyarakat. Dia ingin agar masyarakat di sekitar Boja, yang merupakan wilayah pinggiran Kabupaten Kendal dan Kota Semarang bisa setara ketika belajar budaya, terutama dalam bidang sastra.

Tenyata, pendirian perpustakaan baca masyarakat itu menarik atensi besar dari masyarakat. Tiap hari, tak kurang 10 orang yang rutin mengunjungi perpustakaannya.

Setelah itu, muncul ide untuk membangun komunitas serupa agar bisa lebih intens belajar kebudayaan. Pada tahun 2008, terbentuklah Komunitas Lereng Medini (KLM), Pondok Maos Guyub dan Taman Pohon Sastra.

“Saya terima penghargaan ini siang tadi. Kami dinilai telah berperan besar dalam menghidupkan komunitas sastra. Meski berada di wilayah pesisir, tapi kami dinilai berhasil membuat masyarakat Boja belajar budaya dan sastra,” ujar Heri, sore tadi.

Selain Heri, tokoh budaya di Jawa Tengah juga mendapatkan penghargaan serupa dari balai Bahasa Jawa Tengah. Pegiat Bahasa dan Sastra juga diberikan kepada Direktur PT Djarum Thomas Budi Santoso dan Ketua Yayasan Studi Bahasa Jawa Kanthil Prof Soetomo WE.

Agar Komunitas Lereng Medini bisa berjalan, ia bersama kawan-kawannya rutin menggelar kegiatan kesastraan. Acara yang rutin digelar adalah berdah karya sastra, musikalisasi puisi, pentas teater, parade sastra dan bulan bahasa pada tiap Oktober.

Para sastrawan muda yang tidak banyak tampil di publik diajak untuk bergabung. Hasilnya mengejutkan, parade sastra itu berlangsung hingga kini. Heri berkeinginan agar kajian sastra bisa dipelajari tidak hanya oleh orang-orang Kota. Orang yang berada di pinggiran pun seharusnya juga bisa belajar sastra.

Untuk itulah, dia menghimpun wadah agar bakat para warga pinggiran itu bisa tertampung dan berkarya sebagaimana orang Kota. Untuk melengkapi khazanah sastra, perpustakaan Pondok Guyub dan Rumah Pohon dibuka untuk umum. Bahan bacaan disiapkan hingga mempunyai koleksi lebih dari 3.000 buku sastra dari berbagai varian bacaan.

“Kami ingin agar bakat tersembunyi (dalam bidang sastra) di wilayah pinggiran itu muncul. Penghargaan ini kerja bersama. Tentu, kami ingin agar apresiasi ini tak hanya diberikan ke kami. Saya yakin masih banyak sekali komunitas sastra di pelosok daerah yang berprestasi dan layak diberi penghargaan,” pesannya.

Selain pegiat Bahasa dan Sastra, Balai Bahasa Jawa Tengah juga memberikan Penghargaan Prasidatama kepada tokoh-tokoh yang dianggap yang berjasa dalam membangun budaya bahasa, sastra Indonesia dan Jawa.

Tokoh bahasa Indonesia diberikan kepada Guru Besar UKSW Salatiga Prof Liek Wilardjo, Pemimpin Redaksi Suara Merdeka Amir Machmud dan Guru Besar Unissula Semarang Prof Gunarto. Sementara Tokoh Bahasa Jawa diberikan kepada anggota DPD Bambang Sadono, mantan Gubernur Jawa Tengah Mardiyanto dan Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno.

Sementara itu, untuk tokoh Tokoh Sastra Indonesia diberikan kepada Ahmad Tohari, Dorthea Rosa Herliany, dan Afifah Afra Amatullah. Tokoh Sastra Jawa diberikan kepada Turiyo Ragil Putro, Agustinus Mulyono Widyotomo, dan Widyo ”Babahe” Leksono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com