Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Sedih Lihat Buruh Demo Terus

Kompas.com - 03/11/2014, 17:00 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com — Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengaku sedih melihat buruh tak henti-hentinya melakukan aksi demonstrasi untuk menuntut kesejahteraan. Untuk mengetahui penyebabnya, pria yang akrab disapa Emil pun telah melakukan penelitian.

"Saya satu tahun lalu ketika jadi pertama jadi wali kota betul-betul meneliti dari A sampai Z kenapa buruh demo wae (terus), sekarang sudah ketemu (penyebabnya). Sedih juga lihat buruh demo terus," kata Emil saat ditemui seusai menerima perwakilan Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) di Balai Kota Bandung, Senin (3/11/2014).

Emil mengatakan, permasalahan utama yang membuat buruh tak pernah puas dalam menuntut kesejahteraan adalah perbedaan persepsi dalam menghitung kebutuhan hidup dengan pendapatan.

"Permasalahannya ada persepsi cara menghitung. Makanya kita ilmiahkan," ucapnya.

"Pada saat tuntutannya enggak nyambung, gimana caranya adil. Saya panggil ahlinya untuk menentukan apakah dengan dinaikkan segini ada dampak terhadap ekonomi keseluruhan atau tidak, ini juga sama prosedurnya yang akan dilalui," sambungnya.

Emil menambahkan, Pemerintah Kota Bandung pada dasarnya akan selalu memperhatikan kesejahteraan buruh. Salah satu bentuknya adalah rumah susun di daerah Cingised yang diprioritaskan untuk para buruh.

"Komitmennya, kita akan memberikan ekstra-ekstra yang tidak dilakukan di kota-kota lain," ungkapnya.

Untuk masalah pendidikan, lanjutnya, masih ada beberapa upaya seperti bus sekolah gratis serta sekolah gratis untuk siswa yang masuk kategori miskin. Emil menarik garis merah dalam pertemuan dengan puluhan orang buruh yang tergabung dalam KASBI.

Menurut dia, perdebatan dalam pertemuan tersebut berkisar kepada cara berhitung antara pendapatan dan pengeluaran yang beda.

"Sampai ada pertanyaan ongkos ke pasar yang tidak dihitung. Ya, silakan dihitung. Tapi kami sebagai pemerintah berpatokan kepada perundang-undangan, itu saja yang dipegang. Ada Dewan Pengupahan, nanti mereka menyampaikan dan terbuka saja kepada semua masukan seilmiah-ilmiahnya," tuturnya.

Meski membela buruh, Emil harus tetap berlaku adil kepada pengusaha. Kalau memang bisa sama-sama untung antara buruh dan pengusaha, kata dia, maka perlu dicari jalan keluar terbaik.

"Kalau angkanya ketemu, kita tanyakan ke pengusaha. Kalau pengusahanya setuju, ya sudah, selesai. Mau di atas tiga atau empat juta kalau pengusaha sanggup kan selesai," terangnya.

"Yang jadi masalah selalu pengusaha menyatakan tidak bisa. Kalau tidak bisa, saya cari tim independen. Berapa yang tidak memberatkan," tandasnya kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com