Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kayu Cendana Ilegal Asal Timor Leste Dijual Rp 500 Ribu Sekilo

Kompas.com - 02/11/2014, 19:39 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

ATAMBUA, KOMPAS.com - Koordinator Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian (Padma) Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Felixianus Ali mengatakan, saat ini di perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste kian marak penyelundupan kayu cendana.

Menurut Felixianus, penyelundupan kayu cendana dari Timor Leste ke Indonesia melalui jalur ilegal yang oleh masyarakat setempat disebut jalan tikus. “Informasi yang disampaikan langsung dari masyarakat ke Padma, menyebutkan kalau kayu cendana itu dibawa secara diam-diam dari Timor Leste melalui jalan tikus, kemudian menuju Atambua, Kabupaten Belu, NTT,” kata Felixianus di Atambua, Minggu (2/11/2014).

Kayu cendana yang diselundupkan itu, lanjut Felixianus, kemudian dibawa ke Bali dan Jawa untuk dijual dengan harga tinggi. ”Untuk saat ini harga kayu cendana kalau di NTT per kilonya Rp 500.000, sedangkan harga jual di luar NTT sekitar Rp 1 juta bahkan lebih lagi. Tergantung isi kayu bagus atau tidak,” kata Felixianus.

Memang, kata Felixianus, saat ini kayu cendana di Timor Leste jumlahnya banyak. Kondisi itu mendorong warga setempat dan sejumlah oknum warga Indonesia (Kabupaten Belu) untuk menyelundupkannya.

”Penyelundupan terjadi saat situasi lagi lengang. Kayu cendana itu dimasukan dalam karung dan dimuat dalam gerobak seolah-olah itu adalah kayu bakar,” kata Felixianus.

Biasanya, kata Felixianus, kayu cendana yang dibawa dari Timor Leste, jumlahnya bervariasi, mulai dari 50 kilogram hingga 100 kilogram, bahkan bisa lebih banyak lagi. Modus penyelundupan ini dilakukan secara tim dan sudah berlangsung sejak tahun 2013 lalu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com