Eksekusi yang dilaksanakan pada Minggu (2/11/2014) ini dilakukan tehadap gedung yang selama ini digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar bagi ratusaan siswa MA, SMK, MTs dan Madrasah Diniyah. Atas tindakan itu, para siswa dan guru menolak adanya pembongkaran dan berusaha menghalang-halangi warga yang hendak membongkar bangunan.
Bangunan yang dieksekusi terdiri dari gedung sekolah bertingkat tiga yang terdiri dari sembilan lokal kelas. Takmir mengklaim bangunan tersebut menempati lahan milik masjid. Kedua kubu yang bersitegang tersebut akhirnya tidak dapat mengendalikan diri dan terlibat aksi saling dorong, hingga sempat terjadi benturan fisik.
Bahkan salah satu guru perempuan terjatuh dan terinjak-injak. Melihat peristiwa itu, para siswa menangis histeris karena tidak terima gedung sekolah mereka akan dirobohkan. Sejumlah siswi juga jatuh pingsan. "Kami hanya mempertahankan sekolah yang mau dibongkar. Permasalannya apa, itu yang tahu pihak yayasan dengan takmir,tugas kami hanya mengajar," kata salah seorang guru, Sofyani.
"Harusnya kalau memang ada sengketa lahan diproses secara hukum,bukan pengadilan rakyat (main hakim sendiri,red) seperti ini. Kasihan anak-anak yang menjadi korbannya, bagaimana pendidikan mereka nanti. Tadi beberapa siswi sampai jatuh pingsan,"imbuhnya.
Setelah sempat bersitegang dan menggelar orasi selama setengah jam, para siswa dan guru akhirnya membubarkan diri. Sementara, warga dibantu para pekerja melanjutkan pembongkaran.
Alharowi , juru bicara takmir , mengatakan,pembongkaran gedung sekolah yang terletak di sebelah barat atau dibelakang masjid tersebut sedianya untuk kepentingan pembangunan masjid.
Sebelumnya sudah ada pertemuan antara pihak takmir dengan yayasan, namun mediasi di tingkat Muspika Mranggen berjalan buntu,pihak yayasan bersikukuh tidak mengakui gedung sekolah yang ditempati adalah lahan milik masjid.
"Pihak sekolah telah menempati tanah masjid. Kita hanya merobohkan bangunan sesuai batas masjid," kata Alharowi. "Kita tidak merusak aset milik sekolah. Barang-barang yang bisa digunakan sudah diamankan. Kita juga sudah menyiapkan sembilan lokal kelas untuk kelancaran belajar-mengajar siswa," imbuhnya.