Berusia Tiga Tahun, Berat Satria Cuma 7 Kilogram

Menurut orangtuanya, Satria lahir normal dengan berat badan 3,5 kilogram. Satria diketahui mulai tumbuh tidak normal saat berumur satu tahun. Saat itu, saat Nurlia merantau ke Malaysia dengan harapan bisa memperbaiki kondisi hidup dan perekonomian keluarganya. Kelainan pertumbuhannya tidak terpantau dengan baik hingga hampir dua tahun kemudian sang ibu kembali dari Malaysia.

Akhirnya, Satria mengalami keterlambatan pertumbuhan fisik. Orangtuanya beralasan tak pernah memeriksakan kondisi kesehatan Satria karena alasan tidak punya biaya yang cukup.

“Saya belum pernah membawa anak saya untuk periksa karena tidak punya biaya dan belum punya Jamkesmas. Jangankan berobat, biaya hidup saja morat-marit. Pendapatan saya sebagai pekerja serabutan yang tidak seberapa tidak mungkin membawa Satria ke rumah sakit yang biayanya mahal,” ujar Kahar saat ditemui di rumah kontrakannya.

Kehidupan orang tuanya sebagai pekerja serabutan yang menumpang hidup dari satu rumah warga ke rumah lain. Saat ini Kahar bersama istrinya Nurlia menunpang di salah satu rumah warga sambil bekerja apa saja mulai dari menjadi buruh panen padi, kuli bangunan hingga menjadi buru petik rumput laut.

Kahar dan Nurlia bekerja serabutan. Mereka juga hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dimana ada pekerjaan. Keduanya juga kerap menumpang hidup bergantian di rumah warga di sekitar tempat kerja mereka.

Kahar biasanya bekerja serabutan mulai dari jadi buruh panen padi, buruh bangunan, hingga menjadi buruh petik rumput laut milik warga di desanya. Upahnya tak lebih dari Rp 40.000 sekali kerja. Jika sedang menganggur, praktis pemasukannya tak ada.

Sementara itu, Nurlia tidak bisa bekerja karena harus mengurus Satria dan anak bungsunya. Mereka berharap agar pemerintah bisa membantu kesehatan anaknya, apalagi Satria sudah mempunyai adik yang saat ini baru berusia dua bulan.