Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Wajib Punya "Self Defense", Pakai Kartu ATM Pun Bisa...

Kompas.com - 31/10/2014, 10:28 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Setiap tahun, angka kejahatan terhadap perempuan marak dan terus meningkat. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan mencatat, selama 2013, kekerasan terhadap perempuan mencapai 279.760 kasus, meningkat dibanding tahun sebelumnya, 216.156 kasus.

“Kejahatan tidak melihat ia perempuan atau laki-laki, sehingga perempuan pun harus bisa melindungi dirinya sendiri,” ujar Pembina komunitas Woman Self-Defense of Kushin Ryu (WSDK), Eko Hendrawan, di Bandung, Kamis (31/10/2014) kemarin.

Eko menjelaskan, bela diri yang dimaksud tidak sesulit yang dibayangkan orang. Semua perempuan, baik yang memiliki dasar beladiri ataupun tidak, bisa melakukannya. Sebab, setiap gerakan tubuh bisa digunakan sebagai alat mempertahankan diri.

Contohnya, posisi tangan menggaruk punggung. Jika dilatih dengan baik, gerakan itu bisa digunakan untuk menangkis serangan kejahatan. “Jadi tidak perlu menangkis dengan jurus-jurus beladiri, cukup memanfaatkan gerakan yang tiap hari dilakukan,” ucapnya.

Begitupun senjata dalam melindungi diri sendiri, bisa menggunakan segala sesuatu yang dikenakan atau ada dalam tas. Misal kartu ATM, tissue, lipstik, payung, kaca, high heels, dan lainnya.

Seperti ATM yang fungsinya mirip pisau. “Coba bayangkan jika ATM mengenai mata atau sela jari-jari, kuping, atau bibir?” tutur Eko.

Sama halnya dengan tissue. Caranya, remas beberapa lembar tissue dan masukkan ke dalam genggaman tangan. Kekuatan genggaman tangan yang diisi tissue tiga kali lebih besar disbanding tangan kosong. Begitupun dengan payung, memanfaatkan besi di payung bisa mengunci lawan.

Eko pun membagi trik pertahanan diri dengan 3 P, yakni prediksi, kemampuan membaca situasi dengan peka terhadap modus kejahatan. Selain itu, buatlah zona aman terhadap diri sendiri di tempat umum. Jika ada yang melanggar zona tersebut, berhati-hatilah.

Kedua, preventif, yakni jangan lakukan tindakan yang menarik perhatian para penjahat seperti mengeluarkan gadget di tempat yang tidak aman. Ketiga, proteksi, yakni jangan ragu mengambil tindakan saat ada orang yang melakukan pelecehan. Caranya, dengan pandangan mata yang menunjukkan perempuan terganggu. Tapi jika tidak dihiraukan cobalah bicara tegas, dan bila perlu melakukan gerakan untuk mempertahankan diri.

Salah satu anggota WSDK, Shinta Ratna Sari (39) mengaku ketagihan dengan gerakan praktis di WSDK. Dalam sembilan bulan, ia bisa menyelesaikan empat tahap di WSDK yakni basic, intermediate, advance, dan master. Setelah menyelesaikan empat tahapan tersebut, ia rajin mengajak ibu-ibu berlatih.

“Perempuan dan anak-anak sudah selayaknya menguasai ilmu pertahanan diri. Itu makanya saya mengajak ibu-ibu. Karena dengan mengajak satu ibu, ia akan mengajarkan ilmu yang didapat ke anak-anaknya. Sehingga kesadaran untuk meningkatkan kewaspadaan lebih optimal,” ungkap dia.

Hingga kini, komunitas yang berdiri sejak 2006 ini sudah melatih 3.000 orang.  Selain latihan beladiri, komunitas ini sering mengadakan banyak acara, mulai dari pengajian hingga berbagi ilmu dalam bidang hidroponik.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com