Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Susi Pudjiastuti Kosongkan "Cooler" untuk Tempat Mayat...

Kompas.com - 31/10/2014, 10:09 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com — Suara tangisan terdengar di antara ribuan warga yang memadati pekarangan rumah Susi Pudjiastuti, tahun 2006 silam. Wajah yang ketakutan, kosong, dan bingung harus berbuat apa.

Pemberitaan luar biasa atas tsunami Aceh pada 2004 silam membuat warga Pangandaran panik tatkala gempa yang menimbulkan tsunami melanda wilayahnya. Memang kekuatannya tidak sebesar Aceh, tetapi toh bencana itu memorak-porandakan Pangandaran.

Di tengah kepanikan tersebut, seolah hanya satu rumah yang ada di dalam benak warga untuk berlindung, yakni rumah Susi Pudjiastuti. Alhasil, mereka berbondong-bondong ke rumah Susi dan menunggu instruksinya.

Di sisi lain, Susi terlihat serius berbincang dengan sejumlah pegawainya. Dari gerak tangannya, ia seperti sedang memerintahkan sesuatu. Benar saja, tak berapa lama, pegawainya termasuk asisten rumah tangga menyebar. Ada yang ke dalam rumah, ada pula yang membantu warga menenangkan diri, dan pergi menyisir mayat korban tsunami.

Dari dalam rumah, asisten rumah tangga Susi membawakan sejumlah makanan untuk para pengungsi. Susi membuka semua pintu masuk rumah dan perusahaannya untuk pengungsi. Bukan hanya untuk tempat tinggal sementara, melainkan juga untuk makanan, minuman, semangat, dan apa pun yang dibutuhkan.

“Karena kami kedinginan, kami juga mendapatkan selimut dan pakaian. Saat itu harapan kami memang hanya pada Bu Susi. Selain dia orangnya baik, dia punya pengalaman dari gempa Aceh. Makanya kami berbondong-bondong datang ke sini,” ucap Dadang (43), warga Pangandaran.

Selain itu, Susi mengosongkan cooler miliknya untuk mayat. Hingga bantuan datang, mayat-mayat korban tsunami tersebut sebagian disimpan di tempatnya Susi.

Kondisi ini berlangsung beberapa hari hingga kondisi Pangandaran reda dan pengungsi ditempatkan di pengungsian sementara.

Susi pun menyemangati para nelayan untuk mengendalikan traumanya. Salah satunya dengan kembali melaut. Susi berjanji, berapa pun ikan yang dihasilkan akan dibeli olehnya dengan harga yang tinggi.

Kini, pada tahun 2014, nama Susi kembali menjadi perbincangan. Dia dipilih oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Kerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com