Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/10/2014, 09:55 WIB
SURABAYA, KOMPAS.com — Pasca-penutupan kompleks pelacuran Dolly dan Jarak di Surabaya, praktik prostitusi semakin melebar dengan berbagai model. Yang paling banyak terjadi, praktik prostitusi terselubung dilakoni dengan sistem online.

Berulang kali, petugas kepolisian berhasil membongkar jaringan prostitusi sistem online. Salah satunya adalah jaringan prostitusi online yang dikelola oleh Dewi Sundari atau yang akrab disapa Mami Dee.

Wanita 25 tahun itu mulai menjalani sidang atas perkaranya di PN Surabaya, Kamis (30/10/2014) kemarin. Pada sidang perdana ini, Mami Dee hanya diam di kursi pesakitan sambil mendengarkan jaksa penuntut umum (JPU) Arief Fathurrahman membacakan dakwaan atas dirinya.

Jaksa dari Kejari Surabaya tersebut mendakwa Mami Dee dengan jeratan Pasal 2 ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perdagangan Orang. "Terdakwa terbukti menawarkan sejumlah perempuan melalui broadcast BBM dari smartphone miliknya," ujar jaksa Arief.

Foto-foto yang disebar adalah foto para pekerja seks komersial (PSK) yang menjadi binaannya. Foto-foto para perempuan tersebut pun biasa dipakai sebagai profile picture (PP) di BBM Mami Dee, sebagai bentuk promosi kepada para pelanggan yang sudah menjadi teman di BBM-nya.

Pria hidung belang yang tertarik tinggal pesan, tanya tarifnya, dan menyepakati hotel. "Setiap perempuan ditawarkan dengan harga Rp 1,5 juta sampai Rp 3 juta untuk sekali kencan," lanjut Arief saat membacakan dakwaannya.

Sementara itu, untuk kencan seharian, alias long time, Mame Dee biasa mematok tarif untuk setiap anak buahnya sekitar Rp 10 juta. 

Dari uang yang didapat, Mami Dee mendapat bagian 30 persen, 70 persennya untuk si PSK yang melayani tamu. Namun, pelanggan atau pria hidung belang yang menggunakan jasa esek-esek ini harus membayar sendiri hotel tempat menginap. "Saya cuma memiliki 12 anak buah Pak," jawab Dewi Sundari saat ditanya majelis hakim.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com