Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pidato Berbahasa Jawa, Ganjar Minta Maaf

Kompas.com - 30/10/2014, 12:09 WIB
Kontributor Semarang, Puji Utami

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Komitmen Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam menetapkan penggunaan bahasa Jawa di seluruh jajarannya setiap hari Kamis dipenuhi. Penggunaan bahasa Jawa itu dilakukannya saat dia memberikan sambutan dalam acara penyerahan penghargaan serta temu donor darah sukarela ke 50 dan 75 kali tahun 2014 PMI kabupaten/kota se-Jateng di Gedung Gradhika Bakti Praja, Kamis (30/10/2014).

Meski begitu, sebelum mengawali sambutannya dengan berbahasa Jawa, ia meminta maaf jika Bahasa Jawa yang digunakannya tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku. "Saya minta maaf dan harap dimaklumi kalau Bahasa Jawa yang saya gunakan ini masih 'grotal-gratul' (tidak terlalu fasih)," ujarnya.

Ganjar menggunakan bahasa Jawa karena sebagian besar tamu yang datang merupakan orang-orang dari Jawa Tengah. Sehingga apa yang disampaikannya tentu bisa dimengerti.

Penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa lisan setiap Kamis memang sudah menjadi aturan. Hal itu tertuang melalui Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 430/9525 tertanggal 7 Oktober 2014 tentang Penggunaan Bahasa Jawa untuk komunikasi lisan di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah.

Hanya saja untuk surat-menyurat masih menggunakan bahasa Indonesia, sedang untuk acara resmi bisa disesuaikan dengan jenis acara dan tamu yang datang.

Pada sambutannya, Ganjar mengapresiasi acara penyerahan penghargaan serta temu donor darah sukarela tersebut. Ia mengatakan hal ini sangat luar biasa sebab darah itu pabriknya hanya ada di setiap tubuh manusia.

"Setetes darah itu sangat bermanfaat bagi yang membutuhkan, jadi catatan pendonor tidak hanya di PMI tapi juga di surga," tutur dia.

Dalam berpidato, Ganjar tidak menggunakan bahasa krama inggil, melainkan menggunakan bahasa Jawa lisan sehari-hari. Hal ini agar bisa memberikan contoh untuk para PNS ataupun tamu yang hadir dalam menerapkan Kamis berbahasa Jawa.

Selain itu, hal ini juga dilakukan agar mudah dimengerti oleh para tamu. Ganjar mengatakan penggunaan bahasa Jawa ini kembali digalakkan untuk peneguhan jatidiri sebagai masyarakat Jawa Tengah.

Ia mengimbau, semua jajarannya untuk menggunakan bahasa Jawa setiap hari Kamis. Hal ini juga diharapkan bisa menumbuhkan rasa cinta masyarakat pada bahasa Jawa. "Selain itu tentunya juga untuk menjaga dan memelihara kelestarian bahasa, sastra, dan aksara Jawa," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com