Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diajak Ikut Suryadharma, PPP NTB "Ngaku" Diiming-imingi Uang Miliaran

Kompas.com - 30/10/2014, 08:52 WIB
Kontributor Mataram, Karnia Septia

Penulis

MATARAM, KOMPAS.com — Ketua II Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Nusa Tenggara Barat (NTB), Nurddin Ranggabarani mengaku diiming-imingi jabatan dan uang miliaran rupiah untuk bergabung dalam kubu Suryadharma Ali.

Hal tersebut disampaikan Nurddin dalam pembukaan Musyawarah Kerja Wilayah IV PPP NTB di Mataram yang berlangsung pada tanggal 29-31 Oktober 2014.

Nurddin menceritakan, sebelumnya dia bersama Tuan Guru Hazmi Hamjar (Wakil Ketua DPW PPP NTB) sempat mendapat telepon dari mantan Ketua Umum PPP tersebut. Dia ditawari untuk mau menerima jabatan menjadi Ketua DPW dan diminta segera menghadap ke Jakarta.

Pulang dari Jakarta, ia dijanjikan akan bawa pulang SK sebagai Ketua DPW dan melakukan konsolidasi ke seluruh cabang dengan anggaran yang tidak sedikit. "Ini jabatan dikasih kita, trus anggaran juga," kata Nurddin, Rabu (29/10/2014) kemarin.

Menurut Nurddin, jabatan tersebut akan memecah belah partai dan anggaran yang diberikan akan menghancurleburkan partai. Bisa dibayangkan jika tawaran tersebut diterima, menurut Nurddin, hal itu bisa menjadi bibit-bibit perpecahan dan semakin menghancurleburkan partai.

"Bukan hitungan Rp 100 juta-Rp 200 juta, miliaran yang mereka tawarkan untuk menghancurkan NTB dianggarkan. Kalau itu kita inginkan, hancur partai ini," kata Nurddin.

Namun, kegalauan dan polemik di internal partai PPP antara kubu SDA dan Romahurmuziy atau Romy akhirnya berakhir dengan diturunkannya surat pengesahan perubahan susunan kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat PPP oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor M.HH-07.AH.11.01 Tahun 2014.

Atas penolakan ini, PPP NTB mendapat apresiasi dari pimpinan partai hasil muktamar di Surabaya sebagai koalisi paling solid, baik di tingkat DPC maupun DPW PPP se-Provinsi NTB, karena tidak terpengaruh dengan polemik internal partai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com