Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah PSK di "E-Dolly", Kapok Disiksa lalu Pilih Hotel Sendiri (5)

Kompas.com - 29/10/2014, 16:59 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com Empat bulan pascapenutupan, situasi di Gang Dolly berubah drastis. Berdasarkan pantauan, suasana gang yang sempat kesohor karena aktivitas transaksi prostitusi itu relatif sepi ketimbang sebelumnya (Baca selengkapnya: Beginilah Wajah Gang Dolly Kini...(3).

Namun, para penyedia PSK masih menjalankan bisnisnya dengan menggunakan perangkat elektronik dan teknologi informasi untuk menjual jasa PSK. Sistem itu diistilahkan dengan "E-Dolly" (Baca juga: Gang Dolly Ditutup, Kini Muncul "E-Dolly" (1).

Perempuan "E-Dolly" itu bernama Vivi. Di dunia prostitusi, nama-nama seperti itu umumnya hanyalah nama panggilan. Nama sebenarnya hampir-hampir tidak ada yang mau membukanya.

Usia Vivi kini 27 tahun. Perempuan asal Banyuwangi ini dulu menghuni Wisma Nusa 2.

Vivi bercerita banyak seputar pengalamannya menjajakan diri pasca-penutupan Dolly. Vivi berkisah, sebelum Dolly ditutup, dia sempat pulang ke Banyuwangi. Begitu Dolly sunyi, dia segera kembali ke Surabaya.

Berkat sejumlah teman dan makelar yang dikenal membantunya, Vivi pun kembali "beroperasi". Bersama mereka pula, dia membentuk kelompok yang menjual layanan cinta melalui internet.

Ada puluhan mantan PSK yang kembali beroperasi diam-diam bersamanya. Operasi itu hingga kini masih aman-aman saja, belum sekali pun terjamah petugas.

Tempat tinggal Vivi terbilang aman. Rumah itu hanyalah tempat indekos, dan murni untuk tempat tinggal. Semua layanan dilakukan di luar, umumnya di hotel yang dianggap aman. Para PSK baru akan berangkat ke hotel setelah transaksi beres.

Vivi biasanya memilihkan hotel untuk pelanggannya. Dia mengaku sudah punya hotel langganan sehingga merasa aman.

Sebenarnya, dia tidak keberatan dibawa ke hotel pelanggan. Akan tetapi, itu hanya dilakukan untuk pelanggan yang sudah benar-benar dikenal. Dia ogah datang ke hotel pelanggan yang baru dikenal.

"Saya sudah kapok. Saya tidak mau lagi. Mending mencari (hotel) bareng-bareng," ucapnya.

Vivi mengaku kapok karena pernah mengalami peristiwa buruk. Dia datang ke hotel tamu di kawasan Surabaya Timur. Di situ, dia disiksa. Pemesan ternyata dua orang, dan berlaku kasar. Vivi menduga, pemakai jasanya adalah orang yang menderita kelainan seksual.

Vivi harus ditolong satpam hotel sebelum dijemput pengantarnya. Akibat perlakuan itu, dia menjalani opname selama tiga hari di rumah sakit.

"Makanya kalau ada tamu yang sudah punya hotel, saya ngeri. Sudah kapok!" tekannya.

Vivi mengaku tidak berkutik saat disiksa karena sama sekali tidak kenal lingkungan hotel pelanggan, termasuk pelayan hotelnya. Ini berbeda dengan hotel-hotel yang sudah menjadi langganannya.


Bersambung: Dari "E-Dolly", Vivi Bersyukur Upah Kencan Lebih Besar (6-HABIS)

 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com