Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malu Tak Naik Kelas, Tiga Remaja Jadi Pencuri Motor Ninja

Kompas.com - 28/10/2014, 17:36 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com – Seorang remaja, AH (16), memilih untuk berbagung dengan komplotan pencurian sepeda motor (curanmor) spesial merk Kawasaki Ninja ketimbang tetap melanjutkan sekolahnya. Warga Kampung Karang Kidul, Kelurahan Rejowinangun Selatan, Kecamatan Magelang Selatan,Kota Magelang itu mengaku malu karena tidak naik kelas di salah satu SMA swasta di Kota Magelang.

“Saya malu sama teman-teman karena saya nggak naik kelas. Terus saya keluar aja,” ucap AH, di hadapan polisi dan awak media, di halaman Mapolres Magelang Kota, Selasa (28/10/2014).

AH mengaku bergabung dengan teman-temannya berinisial AS (17), warga Jalan Anggrek 1, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah, dan NI (18) dari Beningan, Kelurahan Wates, Kecamatan Magelang Utara. Kedua temannya ini, kata AH, juga remaja putus sekolah.

AH menceritakan, sebelum beraksi, ia bersama teman-temannya membuntuti calon korban. Setelah itu, mereka mengancam korban dengan senjata tajam. Ketika korban ketakutan, ia langsung merampas dan membawa kabur sepeda motor milik korban.

“Waktu jalan-jalan kami lihat ada (calon korban) yang naik Ninja, spontan saja kami langsung membututinya, lalu merampasnya,” ucap AH.

Kapolres Magelang Kota, AKBP Zain Dwi Nugroho, menjelaskan bahwa ketiga tersangka ditangkap pada Minggu siang, 26 Oktober 2014, di tempat dan jam yang berbeda, yakni di Jalan Candimulyo, Kabupaten Magelang, sekitar Kemirirejo dan Karangkidul, Kota Magelang.

“Penangkapan ini berawal dari informasi masyarakat yang resah dengan aksi mereka beberapa waktu terakhir,” ujar Zain didampingi Kasubag Humas Polres Magelang Kota, AKP Esti Wardhani.

Selain itu, polisi juga sempat mencurigai adanya sebuah sepeda motor Ninja tanpa pelat nomor bagian depan yang melintas di Jalan Candimulyo, Kabupaten Magelang. Sedangkan pelat nomor bagian belakang tertera AA 3333 MA. Ketika itu, Ninja tersebut tengah dikendarai oleh AN bersama AS.

“Keduanya yang berboncengan kami hentikan, ternyata membawa senjata tajam berupa bendho. Setelah diinterogasi kemudian mengaku kerap mencuri. Baru berkembang ke tersangka lainnya,” ungkapnya.

Zain mengungkapkan, modus yang dipakai para tersangka adalah membuntuti korban. Setiba di tempat yang sepi, tersangka lalu menendang motor korban hingga terjatuh. Kemudian tersangka mengancam menggunakan senjata tajam dan membawa lari motor tersebut.

“Selain dipakai sendiri, motor curian itu sering digunakan untuk kebut-kebutan para tersangka,” beber Zain.

Dari tangan tersangka, pihaknya menyita barang bukti berupa 4 unit sepeda motor Ninja, satu tanpa pelat nomor dan tiga motor dengan pelat nomor, yakni AB 5689 CZ, AA 3333 MA, dan AA 1711 KA.

Kendati demikian, Zain menduga pelat nomor tersebut palsu. Dia menegaskan bahwa ketiga tersangka dijerat pasal berlapis, antara lain Pasal 363 KUHP tentang Curanmor dengan ancaman hukuman 5 tahun, kemudian Pasal 363 KUHP tentang Curas dengan ancaman hukuman 7 tahun ditambah UU Darurat No 12 tahun 1951 tentang kepemilikan senjata tajam dengan ancaman hukuman 12 tahun.

 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com