Sebuah paket kiriman dari Negara bagian Perak Malaysia menjadi awal kegelisahan Hasna. Disaat Hasna merasa kehilangan anaknya sejak enam bulan lalu, paket berisi paspor dan pakaian bekas milik anaknya tiba di tangannya.
Rudi Hafid, putra Hasna merantau ke Malaysia sejak bulan November tahun lalu. Namun sekitar enam bulan lalu, Rudi tak lagi berkabar. Padahal, biasanya setiap minggu Rudi selalu menelepon keluarganya di Polewali Mandar, untuk menanyakan kabar anak dan istrinya.
“Sebagai orangtua, saya tentu berharap anak saya bisa pulang dengan selamat. Hanya saja keluarga bingung lantaran tak bisa menghubungi. Keluarga juga tak punya jaringan komunikasi sampai ke Malaysia,” ujar Hasnah saat ditemui di kediamannya di Kecamatan Matakali, Polewali Mandar, Selasa (28/10/2014).
Hasna bercerita, Rudi yang adalah sarjana komunikasi merantau ke Perak dan bekerja sebagai buruh galangan kapal. Kini Hasna mengaku sangat bingung. Terlebih dia tak mempunyai koneksi yang bisa membantunya mencari keberadaan Rudi.
Namun toh, beragam upaya telah dilakukan Hasna dan keluarga untuk mencari keberadaan Rudi. Terakhir, Hasna bahkan mengaku menggunakan jasa dukun kampung. Hasna pun mencari informasi di penampungan TKI di Batam, Nunukan dan beberapa tempat lain. Namun semua upaya itu tak membuahkan hasil.
Di Batam, seorang pejabat di penampungan TKI mengaku nama Rudi Hafid tak ada di dalam daftar nama TKI yang dideportasi dari Malaysia ke Indonesia.
Wajarlah jika beragam pikiran kini berkecamuk di kepala Hasna saat ini. Bahkan, Hasna sudah membayangkan kondisi terburuk yang dialami putranya itu. "Tentu itu adalah jalan Tuhan, tapi saya berharap keberadaan anak saya bisa dilacak," kata Hasna.
Sekarang, jika rindu dengan anaknya, Hasna hanya bisa membuka-buka pakaian bekas dan paspor yang dikirim rekan sekamar Rudi dari Malaysia. Nadia, anak semata wayang Rudi pun kerap bertanya kapan ayahnya pulang. Hasna mengaku hanya bisa menenangkan cucunya itu, dan menjanjikan bahwa sang ayah akan segera kembali...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.