Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/10/2014, 18:16 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Maluku, Brigadir Jenderal TNI Gustav Agus Irianto membantah jika Gayatri Wailissa (17) pernah direkrut dan mengikuti pelatihan sebagai anggota BIN.

Pernyatan ini disampaikan Gustav menanggapi pertanyaan sejumlah wartawan di sela-sela kunjungannya ke rumah duka mendiang Gayatri di kawasan Tantui Ambon, Sabtu (24/10/2014) petang.

"Bukan, dia belum anggota BIN. Dia hanya bercita-cita sebagai anggota BIN, jadi belum sebagai anggota BIN," kata Gustav.

Gustav menjelaskan bahwa seseorang yang ingin bergabung menjadi anggota BIN harus melalui rekrutmen di Sekolah Tinggi Intelijen (STI). Kata dia, setiap anggota BIN pasti tercatat semua. Syarat masuk STI pun minimal harus berusia 18 tahun.

"Jadi ada kekeliruan. Karena angota BIN itu rekrutmennya di STI harus lulus SMA usianya 18 tahun," ujarnya.

Dia mengatakan, siapapun boleh bergabung dengan BIN, tetapi harus melalui prosedur dan tes terlebih dahulu. Setelah dinyatakan lulus baru bisa mengikuti pendidikan di STI.

"Kalau ada yang bercita-cita ingin masuk ke BIN nanti kita wadahi tetapi hasrus sesuai prosedur," ujarnya.

Soal kedekatan Gayatri dan elite TNI, dia enggan berkomentar banyak. "Tidak, tidak, saya tidak tahu nanti tanya saja ke Jakarta.

Sebelumnya, ayah almarhumah, Deddy Darwis Wailissa, saat menyampaikan sambutan keluarga di aula Kodim 1504, tempat persemayaman Gayatri, mengatakan bahwa anaknya telah menjadi anggota BIN. "Jadi yang jelas bahwa foto Gayatri ini sudah diterima sebagai anggota BIN," ujar Deddy sambil menunjuk foto Gayatri yang mengenakan seragam BIN. [Baca: Ayah Gayatri Bertutur tentang Anaknya Ikut Pelatihan Menembak ala Intelijen]

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com