Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Caosan Merapi Berawal dari Ritual Wanita Misterius Ini

Kompas.com - 23/10/2014, 16:27 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com — Ritual Caosan Merapi yang digelar oleh warga Dusun Ngentak Tegal, Desa Sumber, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, diyakini sebagai salah satu rangkaian upacara pernikahan Cempaka Aji Jaka Slewah dengan Gusti Kanjeng Pangeran Jaka Samudra.

Cempaka Aji Jaka Slewah merupakan mempelai wanita. Warga mengenalnya dengan nama Ibu Linda, seorang wanita cantik berusia sekitar 30 tahun yang sudah dua tahun belakangan menggelar ritual Caosan di desa yang terletak sekitar 8 kilometer dari puncak Merapi itu.

“Kami tidak tahu siapa sebenarnya Ibu Linda. Namun, dia baik dengan warga, setiap tahun menjelang bulan Sura, ia datang untuk menggelar ritual ini,” ujar Agus Sumarno (37), tokoh pemuda Desa Sumber, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Kamis (23/10/2014).

Sedangkan sang mempelai pria, Gusti Kanjeng Pangeran Jaka Samudra, konon merupakan sosok yang hidup di dunia lain. Sosok Ibu Linda memang misterius, tetapi disegani warga.

Menurut Agus, tidak ada yang berani bertanya kepadanya tentang identitas sebenarnya, kendati ia dikenal baik dan mudah bergaul dengan warga.

“Beliau masih muda, cantik, dan rambutnya panjang. Ia datang ke desa kami pada waktu-waktu tertentu, terutama menjelang tanggal 1 Sura (Muharram), sendirian, naik mobil. Kadang-kadang pakai baju biasa, tapi pernah juga tiba-tiba datang berpakaian seperti pakaian pengantin Jawa,” ungkap Agus.

Agus melanjutkan, tahun ini adalah tahun ketiga ritual Caosan Merapi digelar. Namun, pada tahun sebelumnya, Ibu Linda tidak menghendaki ritual diketahui secara umum.

“Kalau sekarang Ibu Linda bersedia dan mempersilakan kalau ritual ini diliput media. Tapi, saat ini beliau sedang memimpin labuh Caosan Merapi di kawah puncak Merapi,” jelas Agus.

"Seluruh rangkaian ritual ini atas petunjuk dari Ibu Linda dan Mbah Gini (sesepuh Desa Sumber). Kami hanya melaksanakannya karena kegiatan juga sebagai sebuah kearifan lokal yang perlu dijaga,” ujar Agus lagi.

Nantinya, ritual akan dilanjutkan dengan pergelaran wayang kulit dengan dalang Ki Mantep Soedarsono dari Sukoharjo, Solo, Jumat (24/10/2014) malam. Ritual diakhiri dengan larung sesaji di Pantai Parangndog, Wonosari, Gunung Kidul, Sabtu (25/10/2014).

“Pada larung sesaji di pantai selatan itulah konon sebagai puncak pesta penikahan Ibu Linda atau Cempaka Aji Jaka Slewah dengan Gusti Kanjeng Pangeran Jaka Samudra,” ungkap Agus.

Perempuan misterius

Sementara itu, Mbah Gini (88), sesepuh Desa Sumber yang juga dikenal sebagai juru kunci Merapi, mengaku tidak tahu siapa sosok Ibu Linda sebenarnya. Mbah Gini hanya kerap didatangi Ibu Linda untuk menggelar ritual tertentu, termasuk Caosan Merapi sebagai ritual pembuka acara pernikahannya.

Ibu Linda niku nembe kagungan panuwun. Suro wingi Ibu Linda nggih dugi. Kulo mboten ngertos Ibu Linda omahe pundi. (Ibu Linda lagi punya kemauan. Menjelang Sura kemarin (tahun lalu) dia juga datang, tapi saya tidak tahu rumahnya di mana),” ucap Mbah Gini sembari terkekeh.

Mbah Gini sempat menunjukkan foto wajah Ibu Linda yang terpajang di dinding rumahnya. Dalam foto berukuran 6R itu tampak seorang wanita cantik berdandan khas pengantin Jawa mengenakan kebaya putih dengan bawahan kain batik. Wanita itu terlihat diapit oleh Mbah Gini dan seorang wanita lanjut usia.

“Coba perhatikan wajahnya, kira-kira ia (manusia) umum apa tidak?” tanya Mbah Gini kepada Kompas.com, lantas tertawa lagi.

Oleh warga setempat, Mbah Gini dikenal sebagai tokoh masyarakat yang sangat disegani. Sosoknya hampir mirip dengan mendiang Mbah Maridjan, juru kunci Merapi di wilayah Cangkringan, Yogyakarta. Konon, Mbah Gini tahu persis kondisi Gunung Merapi sehingga ia kerap menjadi panutan warga. Termasuk ketika bencana erupsi Merapi, warga hanya bersedia dievakusi jika Mbah Gini sudah memerintahkan warga untuk mengungsi.

 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com