Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Mewah untuk Ketua DPRD Riau

Kompas.com - 23/10/2014, 14:00 WIB
PEKANBARU, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Riau sedang melakukan proses lelang pengadaan ratusan mobil mewah untuk kendaraan dinas anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Riau serta pejabat eselon dua dan tiga. Setidaknya anggaran pengadaan itu tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan 2014 Provinsi Riau senilai Rp 70 miliar.

Menurut Usman, Koordinator Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran Riau, Rabu (22/10/2014), dalam mata anggaran itu disebutkan, Ketua DPRD Riau Suparman akan mendapat dua mobil dinas mewah senilai Rp 4,9 miliar. Dua mobil tersebut terdiri dari satu Toyota Land Cruiser dan satu sedan Toyota Crown.

Adapun untuk 54 anggota DPRD lainnya dipersiapkan jenis mobil SUV yang pagu anggarannya masing-masing mencapai Rp 500 juta. ”Luar biasa pemborosan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Riau ini. Untuk seorang pejabat saja, anggaran mobil dinasnya hampir Rp 5 miliar. Pemerintah Provinsi Riau memang belum sadar menggunakan dana APBD secara efisien dan efektif untuk kepentingan rakyat,” kata Usman.

Usman menyebutkan, mobil-mobil dinas itu dianggap terlalu berlebihan dan tidak pantas. Padahal, kalau anggaran tersebut dapat disalurkan untuk biaya pendidikan, itu akan lebih besar manfaatnya.

”Kalau uang untuk membeli mobil ketua DPRD sebesar Rp 4,9 miliar itu dialihkan untuk bantuan siswa sekolah dasar, hampir 9.000 murid miskin yang akan terbantu,” kata Usman.

Dibenarkan aturan
Sebaliknya, Suparman menyatakan tidak ada yang salah dengan pengadaan mobil untuk jabatan Ketua DPRD. Pengadaan itu dibenarkan oleh peraturan dengan mempertimbangkan besaran APBD.

”Pengadaan itu dianggarkan sebelum saya menjadi ketua DPRD. Menurut saya, mobil itu juga tidak terlalu wah karena sebelum ini saya juga sudah memiliki Land Cruiser. Berdasarkan aturannya, ketua DPRD berhak mendapat fasilitas mobil setara dengan kepala daerah (gubernur). Lagi pula, pengadaan itu tidak menghambat kepentingan masyarakat,” ujar Suparman.

Pengadaan mobil dinas untuk anggota DPRD Riau masih meninggalkan catatan buruk. Hingga saat ini, belum satu pun dari 55 anggota DPRD Riau periode 2009-2014 yang mengembalikan mobil dinas jenis Nissan X-Trail keluaran tahun 2010.

Bahkan, Gubernur Riau Annas Maamun, yang kini menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi, dikabarkan sudah mengeluarkan izin pinjam pakai mobil tersebut untuk semua anggota DPRD Riau 2009-2014, baik yang terpilih lagi maupun yang sudah pensiun.

Sekretaris DPRD Riau Zulkarnain Kadir yang dihubungi secara terpisah tidak bersedia mengomentari perihal mobil dinas DPRD Riau 2009-2014. Dia meminta Kompas agar menanyakan hal itu kepada Biro Perlengkapan Pemerintah Provinsi Riau. Namun, dia tidak membantah bahwa beberapa mobil jenis X-Trail yang terparkir di halaman Gedung DPRD adalah milik anggota DPRD yang terpilih kembali.

Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Riau Yoserizal Zen menyatakan, pengadaan mobil dinas untuk DPRD Riau serta pejabat eselon dua dan tiga dibuat semasa pemerintahan Gubernur Annas Maamun. Meski demikian, dia menyatakan tidak mengetahui secara persis total dana untuk pengadaan mobil itu.

Menurut Ketua Lembaga Adat Melayu Riau Al Azhar, pengadaan mobil dinas yang menelan anggaran APBD demikian besar dinilai kurang patut. Dalam situasi Riau yang sedang disorot secara nasional karena pejabat terasnya tersangkut kasus korupsi, semestinya pemerintah daerah mampu menonjolkan nilai-nilai kesederhanaan.

”Kalaupun Riau memiliki anggaran besar dan mampu membeli mobil mewah, para pemimpin seharusnya memberikan teladan kepada rakyat. Kalaupun memang harus membeli kendaraan baru, masih banyak jenis mobil yang melambangkan kesederhanaan. Sederhana itu jauh lebih baik,” kata Al Azhar.

Keterlaluan
Secara terpisah, Ketua Lembaga Advokasi Publik Riau Rawa El Amady mengatakan, pengeluaran APBD besar hanya untuk membeli kendaraan pejabat sungguh tidak pantas. Keputusan eksekutif yang disahkan legislatif merupakan tindakan semena-mena terhadap rakyat.

”Hanya ada satu kata untuk menggambarkan penggunaan dana itu, keterlaluan. Riau masih saja tidak mau belajar atas kesalahan masa lalu,” kata Rawa.

Keputusan pembelian mobil dinas tersebut, menurut Rawa El Amady, sungguh menyakiti hati rakyat. Para pengambil keputusan di Riau tidak peduli dengan situasi masyarakat setempat, yang terus-menerus berduka atas kesalahan pemimpinnya. (SAH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com