Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Pabrik Besar di Ungaran Diduga Cemari Sungai Klampok

Kompas.com - 22/10/2014, 15:45 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Sejumlah desa di Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang mengeluhkan kondisi air Sungai Klampok yang berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang tidak sedap. Selain air, bebatuan dan tanah yang ada di dasar maupun bibir sungai juga berubah warna menjadi hitam pekat. Pencemaran sungai itu diduga akibat pembuangan limbah sejumlah pabrik di kawasan Diwak.

Kepala Desa Klepu, Djoko Purnomo mengatakan, salah satu wilayahnya yang terdampak pencemaran limbah air Sungai Klampok tersebut adalah Dusun Macan Mati. Sejak keberadaan pabrik di Diwak, warga sudah tidak bisa memanfaatkan air sungai untuk mandi dan cuci.

"Dulu warga sering menggunakan air sungai untuk cuci, mandi bahkan untuk kebutuhan air minum jika musim kemarau. Sekarang tidak bisa karena airnya tidak layak," kata Djoko, Rabu (14/10/2014) 0.

Keluhan adanya pencemaran limbah pabrik di sungai Klampok, kata Djoko, pernah disampaikan ke Pemerintah Kabupaten Semarang pada tahun 2011. Namun hingga saat ini tidak pernah ada tindakan terhadap perusahaan yang diduga membuang limbahnya ke Sungai Klampok.

"Tahun 2011 pernah diidentifikasi, dicek ke lapangan oleh BLH (Badan Lingkungam Hidup), katanya mau dilab. Tapi sampai sekarang hasilnya tidak pernah dirilis," katanya.

Selain mengganggu ekosistem sungai, pencemaran itu juga merusak lahan pertanian, terutama tanaman padi. Secara fisik, kuantitas padi yang dihasilkan di sepanjang aliran sungai Klampok cukup bagus, namun mengalami penurunan secara kualitas. Padi yang dihasilkan para petani berwarna cokelat dan saat dimasak menjadi nasi, kondisinya lembek, cepat basi dan baunya tidak enak.

"Kalau pertanian masih bisa. Tapi ya itu orang-orang desa itu kan nyantai, pada nrimo. Kalau gagal (panen), ya cuman pasrah, mungkin belum rezeki," ujarnya.

Sementara itu, Organisasi Pelestari Sungai (Opsi) merilis data bahwa pencemaran hulu sungai Klampok bersumber dari empat perusahaan, yakni PT Sidomuncul, PT Sinar Sosro, PT Bapak Djenggot dan Indan Park (perusahaan laundri).

"Yang jelas, secara umum, masyarakat kami dulu sering mandi di sungai. Pulang ngaji ya hiburannya di sini. Cuci baju di sini. Tapi Setelah ada beberapa perusahaan, (pencemaran) sudah parah," kata Moh Amin, koordinator Opsi.

Dirinya menyayangkan lambannya pemerintah menangani kerusakan lingkungan akibat pencemaran di Sungai Klampok tersebut. Beberapa kali perusahaan yang diduga membuang limbahnya ke sungai tersebut duduk bersama dengan BLH, namun pihaknya belum melihat adanya komitmen dari perusahaan tersebut untuk memperbaiki kualitas limbah yang dibuang ke sungai.

"Secara uji klinis kita tidak mempunyai kemampuan untuk mengawasi sedalam itu. Yang jelas, kami minta agar baku mutu. Air limbah dipenuhi. Kalau perlu, pemerintah mencabut predikat biru untuk perusahaan yang terbukti merusak," kata Amin.

Pihaknya mendesak pemerintah segera turun tangan menangani keluhan warga. Sebab, jika dibiarkan, maka kerusakan ekosistem sungai dan lahan pertanian akan makin meluas. Keberadaan Sungai Klampok ini merupakan salah satu penyupkai irigasi primer bagi lahan pertanian di Kecamatan Pringapus.

"Daerah yang terdampak mulai Ngempon, Diwak, Macan, mati. Semua wilayah Pringapus dialiri dari Klampok ini. Yang jelas, kondisi sekarang yang terlihat dari bau, warna sudah pudar sangat buruk," pungkasnya.

 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com