Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Jalan Desa Rusak Parah, Banyak Warga Meninggal di Jalan Saat Menuju RS

Kompas.com - 21/10/2014, 06:07 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis


UNGARAN, KOMPAS.com
- Warga dua dusun di desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang sudah lupa bagaimana rasanya melintas dijalan mulus. Sebabnya, jalan masuk ke dua dusun itu dari desa terdekat, yakni desa Jatirunggo sepanjang dua kilometer mengalami kerusakan cukup parah.

Akibatnya warga dua dusun tersebut nyaris terisolisir didalam kawasan hutan jati milik PT Perhutani. Warga selamanya kesulitan mengakses layanan pendidikan, kesehatan maupun pusat ekonomi.

“Pernah ada jalan aspal tapi hanya sebentar karena sudah hancur tak karuan. Sering warga jatuh dari motor saat hendak pergi kerja, belanja atau keperluan lain. Bisa dikatakan seminggu sekali ada warga jatuh dari motor gara-gara rusaknya jalan,” kata Kepala Dusun Watugajah, Candirejo, Sanyoto, Senin (20/10/2014) siang.

Kerusakan jalan, ungkap Sanyoto, paling parah mulai terlihat di pertigaan dari desa Jatirunggo yang menghubungkan Dusun Watugajah, Dawung, Banger, Getas Kumbang dan Dusun Kedungjati, jalan yang ada sudah berubah jadi jalan tanah ataupun jalan setapak.  Kerusakan fisik sarana infrastruktur tersebut sudah berlangsung sekitar 10 tahun terakhir.

“Terakhir diaspal bagus itu sekitar tahun 2005, diperbaiki lewat program AMD (ABRI Masuk Desa). Setahun yang lalu pernah dijanjikan Pak Wanardi (Wakil Bupati Semarang) dibantu perbaikannya, akan diberi 150 sak semen tapi sampai sekarang tak ada realisasinya,” ujar dia.

Kondisi tersebut membuat warganya sulit untuk melakukan aktivitas. Ironisnya, sudah banyak warga yang meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju rumah sakit, termasuk salah seorang keponakannya saat akan dibawa ke RSUD Ambarawa.

“Yang mengenaskan, banyak di antara mereka (warga yang sakit) akhirnya meninggal dunia di perjalanan karena waktunya sudah habis di jalan. Kendaraan tidak bisa cepat karena jalan rusak, belum lagi guncangannya. Kejadian itu dialami keponakan saya, meninggal dunia dalam perjalanan sebelum tiba di RSUD Ambarawa,” ujarnya.

Salah seorang warga, Ny Romdomiyah (42) mengaku pernah mengalami nahas hingga tiga kali dalam kurun waktu dua pekan. “Jatuh dari motor saat pulang dari belanja di Pringapus,” ucapnya.

Selain rusak, topografi tanah yang naik turun di perbukitan di antara perbukitan hutan jati Alas Jembolo Selatan tersebut, menyebabkan tingkat kesulitan mengendarai sepeda motor maupun kendaraan roda empat sangat tinggi.

“Dengan jalan seperti itu, bagi kami para wanita jelas sangat sulit. Wong jalanan di dusun kami itu sering dilewati mereka yang suka off road,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com