“Tiap malam paling sedikit sekitar 10 sopir truk dan paling banyak 25 sampai 30 sopir truk,” ungkap Andi, di Mapolres Semarang, Senin (20/10/2014) siang.
Andi mengaku baru melakukan pemalakan bersama Ainul sejak tiga bulan lalu. Dalam menjalankan aksinya, Andi mengaku selalu meminta dengan kata yang sopan. Hanya saja, tangannya memegang kunci inggris atau celurit. Hal ini membuat para sopir truk ketakutan.
"Pak nyuwun artone pak, damel tumbas bensin (minta uangnya pak, untuk beli bensin)" kata Andi menirukan perkatannya sendiri saat memalak para sopir truk.
“Tiap sopir yang kami dekati saya mintai uang Rp 10.000, sambil saya ayun-ayunkan kunci Inggris atau kadang celurit. Semalam bisa dapat Rp 100.000 hingga Rp 300.000,” lanjutnya.
Sasaran kedua remaja pemalak itu adalah sopir-sopir angkutan barang, khususnya truk pasir dari Muntilan, Kabupaten Magelang yang menuju arah Semarang. Mereka beraksi di malam hari, mulai sekitar pukul 22.00 WIB–03.00 WIB saat situasi jalan sangat sepi. Mereka mendekati truk-truk yang sedang berjalan lamban, saat melintasi jalanan yang naik turun. Hasil memalak dibagi dua untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Saya yang mengemudikan motor, Andi yang minta uang. Setelah malak, hasilnya dibagi dua untuk makan, beli rokok dan bayar utang,” timpal Ainul.
Sementara itu, Wakapolres Semarang Kompol Erwin H Dinata menyatakan saat ini pihaknya masih melakukan pengembangan penyidikan mengingat dua tersangka mengaku masih ada kelompok lainnya yang kerap beroperasi memalak sopir truk di jalur yang sama.
“Ini yang masih kami kembangkan. Dan untuk antisipasinya, kami lebih tingkatkan intensitas patroli, khususnya malam hari,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.