Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keracunan Setelah Makan Mi Lidi, Siswa SD Meninggal Dunia

Kompas.com - 20/10/2014, 16:46 WIB
Kontributor Jember, Ahmad Winarno

Penulis


JEMBER, KOMPAS.com — Seorang siswa kelas IV sekolah dasar, warga Kecamatan Kaliwates, Jember, Jawa Timur, Muhammad Rehan Saputra (10), meninggal dunia karena keracunan makanan ringan berupa mi lidi.

"Anak saya meninggal hari Jumat (17/10/2014) lalu setelah sempat dirawat di Puskesmas Sukorambi selama satu jam," ucap Agustin, ibu Rehan, dengan mata berkaca-kaca, Senin (20/10/2014).

Agustin menceritakan, peristiwa memilukan itu bermula saat anaknya pada hari Jumat itu mengeluh pusing dan mengeluarkan keringat dingin. Saat itu, Rehan akan dibawa ke dokter, tetapi ia menolak.

"Lama-kelamaan, dia akhirnya muntah dan saat itu juga saya bawa ke dokter untuk saya periksa," ujarnya.

Menurut dia, saat diperiksa dokter itulah terungkap jika Rehan mengalami keracunan makanan.

"Sama dokternya waktu itu ditanya, 'Adik habis makan apa? Anak saya lalu menjawab, 'Habis makan mi lidi,'" kata Agustin.

Dokter lantas memberikan obat kepada anaknya untuk mengobati keracunan tersebut.

"Begitu sampai di rumah, anak saya muntah-muntah lagi dan saat itu juga saya bawa lagi ke dokter, dan langsung disarankan untuk dibawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan tindakan medis lanjutan," ungkap dia.

Rehan lalu dibawa ke Puskesmas Sukorambi untuk mendapatkan perawatan intensif.

"Waktu saya bawa itu, anaknya sepertinya sudah mendingan karena waktu tiba di puskemas, anak saya naik sendiri ke tempat tidur dan langsung diberi oksigen," tambahnya.

Setelah setengah jam dirawat, kondisi anak saya sudah terlihat lebih baik.

"Bibirnya yang berwarna biru sudah mulai membaik dan waktu itu minta agar selang oksigennya dilepas," kata Sugondo, ayah Rehan.

Namun, selang beberapa saat, Rehan mengalami sesak napas hingga akhirnya meninggal dunia.

"Waktu itu saya sempat panik dan saya sempat angkat anak saya dan saya dekap dia, dan saat itu saya panggil dokter dan perawat. Namun, ternyata saat itu anak saya sedang nazak dan akhirnya meninggal dunia," ujar Sugondo dengan berurai mata.

Agustin berpesan kepada para orangtua hendaknya lebih waspada dan berhati- hati, terutama ketika anak berada di luar rumah.

"Saat di sekolah, atau di luar rumah, kita tidak tahu mereka jajan apa, apakah jajan itu sudah kedaluwarsa atau tidak, lalu apakah mengandung bahan kimia yang berbahan kimia atau tidak, mereka tidak akan tahu. Untuk itu, pesan saya harus lebih ketat, di sekolah juga begitu, tidak boleh anak-anak jajan sembarangan, dan kalau perlu penjual dilarang berjualan di area sekolah," katanya sambil meneteskan air mata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com