Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah-bocah Pun Mandi di Sungai Tercemar Limbah...

Kompas.com - 16/10/2014, 16:54 WIB
Kontributor KompasTV, Muhamad Syahri Romdhon

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com - Bunyi desing mesin pemecah batu di industri batu alam masih jelas terdengar. Cairan limbah berwarna abu-abu pekat pun masuk dan mengalir ke irigasi.

Di seberang jalan yang jaraknya tak lebih dari 10 meter, Ilham (12), bersama lima temannya asik mandi di Sungai. Mereka berenang, melompat dari ketinggian, sesekali saling mencipratkan air ke wajah teman-temannya. Mereka riang gembira.

Namun, di sisi lain, Ilham tak mengerti, warna abu-abu pekat di air sungai itu karena apa. Mereka hanya mengerti, sungai dan air adalah salah satu tempat terindah untuk mereka bermain setiap hari. "Hampir setiap hari main di sini. Kalau hari libur lebih banyak yang main," kata Ilham.

Itulah suasana yang tergambar di Sungai Induk, Jamblang Desa Warujaya, Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon, Rabu petang (15/10/2014). Lebih dari 30 menit, bocah-bocah kecil itu menghabiskan waktunya untuk bermain di sungai yang tercemar limbah batu alam.

Kondisi memprihatinkan itu sudah berlangsung sejak tahun 2005an. Penambahan usaha batu alam yang terjadi tiap tahun, membuat pencemaran ‎kian meluas.

Suwanda, Kepala UPT Penge‎lolaan Sumber Daya Air (PSDA) Bendungan Induk Jamblang, menyebutkan, hingga tahun 2014, limbah batu alam mencemari sebanyak tujuh sungai atau tujug daerah irigasi (DI) yang mengalir ke 2.496 hektar lahan sawah dan perkebunan.

‎"Tujuh sungai itu antara lain, Sungai Cimanggung, Ciwedus, Cikusen, Cogreg, Cipace, Cigayam, dan Sungai Jamblang. Air sungai yang sudah tercemar itu mengalir ke areal persawahan, perkebunan warga seluas 2.496 hektar," kata Suwanda.

Sambil menjelaskan peta wilayah pencemaran, Suwanda menyebut, kondisi limbah sudah cukup kronis. Pasalnya, habibat hewan di sungai sudah dinyatakan punah. Ikan-ikan yang biasa hidup di sungai, dan juga budidaya ikan, tak bertahan hidup. Cacing penyubur tanah di persawahan pun sudah hilang.

KOMPAS TV/ Muhamad Syahri Romdhon Ilham (12) warga desa warujaya kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, berenang dan bermain, di sungai induk jamblang, yang tercemar limbah batu alam, Rabu Petang (15/10/2014)?. Meski sedikit gatal, Ilham bersama rekan-rekannya tetap bermain di Sungai, hampir setiap hari.
Menanti Aksi Gubernur Jawa Barat
Kepala Seksi Pengelolaan Data Teknik, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Pertambangan (PSDAP), Kabupaten Cirebon, Ir Dawud, menyebutkan, pemerintah sudah berupaya maksimal untuk memperbaiki soal pencemaran limbah industri batu alam.

Dawud mengaku, sudah berulang kali, rapat, berkoordinasi, dan berproses memperbaiki pencemaran limbah, bersama leading sektor lain, dan juga pengusaha. Lagi-lagi terbentur soal dana, dan dalam waktu dekat, kata Dawud, ada badan swasta yang mau kerjasama.

"Semoga tahapan ini (kerjasama dengan pihak swasta untuk relokasi dan pengolahan limbah) dapat berjalan lancar. ‎Ini yang kami butuhkan sejak lama," ungkap Dawud.

Namun, ada yang lebih penting dari kerjasama itu. Kata Dawud, pemerintah Provinsi Jawa Barat, dalam hal ini, Gubernur juga ikut turun tangan alias membantu. Pasalnya, selain Cirebon, Majalengka pun memproduksi batu alam yang cukup banyak. Dan limbahnya pun mengalir hingga Cirebon.

"Kami sangat berharap Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga turut membantu untuk mengurangi pencemaran limbah, dengan berkoordinasi kepada Pemerintah Daerah Majalengka. Sebagian besar Pengusaha batu alam Majalengka pun membuang limbahnya ke Sungai yang mengalir ke Cirebon," harapnya.

Kalau pemerintah tidak turut berbenah, limbah industri batu alam tidak akan pernah berhenti mengaliri sungai, irigasi, dan persawahan masyarakat Kabupaten Cirebon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com