Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekeringan, Sejumlah Sumur di Flores Berubah Rasa Jadi Asin

Kompas.com - 15/10/2014, 17:59 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis


MBAY, KOMPAS.com
- Kekeringan yang sudah melanda Pulau Flores, NTT, terutama wilayah Kabupaten Nagekeo, menyebabkan air di sumur-sumur yang dibangun di dua kecamatan di wilayah pesisir Pantai Utara berubah rasa menjadi asin.

Perubahan rasa air sumur menjadi asin tersebut disebabkan menurunnya debit air sumur dan dipengaruhi rembesan air laut ke dalam sumur. Akibatnya, ratusan sumur yang dibangun di wilayah tersebut terpaksa hanya digunakan untuk kebutuhan mandi dan cuci, sementara untuk kebutuhan air minum, warga harus mengambil air dari Sungai Aesesa, yang jaraknya 3 hingga 5 kilometer dari kampung.

Berdasarkan pantauan, Rabu (15/10/2014), warga Desa Waekokak, dan Desa Nggolonio, Kecamatan Aesesa harus berjalan kaki sejauh 3 hingga 5 kilometer dari Desa Waekokak menuju Kali Aesesa untuk mengambil air bersih untuk kebutuhan masak dan minum.

Seorang warga, Sebastianus, warga Desa Waekokak, saat mengambil air di Kali Aesesa menjelaskan bahwa setiap hari aktivitasnya hanyalah mengambil air bersih di Kali Aesesa.

"Karena sumur-sumur di desa kami ini berubah menjadi asin, maka saya harus mengayuh sepeda untuk mengambil air di Kali Aesesa, berjarak 3 kilometer hanya untuk memenuhi kebutuhan masak dan minum, kalau untuk mandi dan cuci, kami gunakan sumur yang ada terasa asin," ujarnya.

Sebastianus menambahkan, kesulitan air bersih ini berlangsung sejak awal bulan Mei 2014, saat musim kemarau mulai melanda wilayah tersebut.

"Hampir setahun ini sumur kami terasa asin," ungkapnya.

Kepala Desa Waekokak, Yohanes Samparaja Tonga, menyebutkan bahwa musim kemarau berkepanjangan membawa dampak besar bagi warga desa sepanjang pesisir utara Nagekeo.

"Ratusan sumur yang kami bangun saat ini berubah menjadi asin, padahal sebelumnya sumur-sumur itu tidak bermasalah. Hampir setahun ini sejak awal bulan Mei, sumur-sumur kami berubah asin," tuturnya.

"Dalam pertemuan di tingkat kabupaten, teman-teman Kepala Desa dari Kecamatan Wolowae, Desa Totemala, Anakoli dan Aeramo. Sementara desa-desa di Kecamatan Aesesa, seperti Nangadhero, Maropokot, Tonggu Rambang, Mbay Dua, Towak, Waekokak, dan Nggolonio, mengaku terpaksa harus membeli air bersih dari mobil tangki, bagi yang mampu, tetapi bagi warga yang mampu membeli air bersih dari mobil tangki, terpaksa harus berjalan kaki berkilo-kilometer menuju kali aesesa untuk mengambil air yang sudah dibuatkan kubangan oleh warga," lanjutnya kemudian.

Selain itu, sejumlah persawahan di Kabupaten Manggarai Timur, Manggarai, Manggarai Barat mengalami kekeringan sehingga sebagian petani tidak menanam padi. Selama ini, tiga Kabupaten ini di Flores Bagian Barat, NTT sebagai lumbung beras, tetapi dengan kekeringan yang berkepanjangan ini mengakibatkan produksi beras 2014 ini menurun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com