Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benda Cagar Budaya, Eks Bantalan Rel KA Jadi Pagar Resor Mewah

Kompas.com - 14/10/2014, 22:54 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - PT KAI Daop IV Semarang tengah menginvestigasi laporan keberadaan puluhan kayu eks bantalan rel kereta api yang dijadikan pagar sebuah resor di Ungaran.

Manajer Humas PT KAI Daops IV Semarang, Suprapto mengatakan, dirinya sudah menerima laporan tersebut dan akan segera menindaklanjutinya dengan menerjunkan sebuah tim investigasi.

"Tadi rencananya manajer obvit mau meluncur ke sana, tapi kebetulan ada acara mendadak, jadi diundur menjadi besok. Rencananya, manajer pengamanan dan saya sendiri yang akan meluncur ke sana," kata Suprapto, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/10/2014) siang.

Suprapto menegaskan bahwa PT KAI tidak pernah memperjuabelikan kayu eks bantalan rel kereta api yang masuk kategori benda cagar budaya itu. Sejak beberapa tahun terakhir, PT KAI telah mengganti bantalan rel kereta api dari bahan kayu ke bahan beton.

"PT KAI daop IV tidak pernah menjual belikan bantalan tersebut," tegas Suprapto.

Diinformasikan, Balemong resor yang berlokasi di Jalan Pattimura, Ungaran diduga menggunakan puluhan batang kayu eks bantalan rel kereta api yang termasuk sebagai benda cagar budaya sebagai material pagar. Dari pengamatan secara kasat mata, kayu-kayu sepanjang kurang lebih dua meteran tersebut dengan mudah dikenali sebagai bekas bantalan rel kereta api.

Selain adanya lubang-lubang beraturan bekas tambatan mur dan baut rel, beberapa di antaranya juga terdapat tulisan dan nomor sejenis registrasi aset dari PT KAI. Entah bagaimana ceritanya, salah satu aset berharga dan bersejarah milik PT KAI itu bisa berpindah tangan dan dijadikan bahan utama pagar yang mengelilingi kawasan seluas empat hektar sebuah resor di kaki gunung Ungaran tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com