Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SMP Ramai-ramai Tonton Film Porno Ketika Tak Ada Guru

Kompas.com - 09/10/2014, 20:02 WIB
TANJUNGPINANG, KOMPAS.com — Ramai-ramai menonton film porno di dalam kelas sudah menjadi kebiasaan siswa kelas VII di salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).

Hal itulah yang diungkapkan salah satu siswi, sebut saja Nana, di kelas tersebut kepada Tribun Batam, belum lama ini. Fajar mengatakan, aksi teman-teman sekelasnya itu dilakukan ketika tidak ada guru di dalam kelas.

Ketiadaan guru di kelas tidak digunakan untuk mengulang mata pelajaran, tetapi menonton adegan mesum dalam film-film porno yang sudah tersimpan di telepon seluler sebagian siswa.

"Kawan-kawan itu selalu menonton film porno dari handphone saat guru tak masuk mengajar. Mereka ramai-ramai menonton," ungkap Nana.

Siswi ini mengakui bahwa semua siswa kelas VII D berjumlah 42 orang. Dari jumlah itu, cuma dua orang saja yang dengan sadar tidak melibatkan diri dalam aksi ramai-ramai menonton film porno tersebut.

Namun, sayang, keduanya justru dijadikan bahan cemoohan kawan-kawan yang lain. Mereka bahkan memperlakukan keduanya dengan kasar karena dianggap sok suci.

"Kami ada 42 siswa. Cuma saya dan ada seorang kawan yang tidak mau menonton. Tapi, kami selalu diperlakukan kasar. Mereka semua menonton, laki-laki dan perempuan. Setelah menonton, kadang-kadang ada kawan laki-laki mulai kejar kawan-kawan perempuan untuk peluk mereka," ungkap siswi itu dengan polos.

Aksi menonton film porno dan perlakuan kasar itu membuat siswi yang tinggal di Jalan Haji Ungar ini risih untuk berada di dalam kelas.

Dia selalu menunjukkan raut muka masam setiap kali pulang dari sekolah. Sesampai di rumah, dia lebih memilih masuk ke kamar dan menyendiri tanpa pernah menceritakan masalah ini kepada kedua orangtuanya.

Perubahan sikap putrinya itu membuat heran kedua orangnya. Mereka berusaha menanyakan masalah yang tengah dihadapi anaknya.

Awalnya, sang anak tak mau berterus terang kepada kedua orangtuanya. Namun, akhirnya dia mengaku bahwa dia merasa risih berangkat ke sekolah dan berada di dalam kelas karena merasa tertekan dengan ulah kawan-kawannya itu.

"Kami pun heran, setiap kali pulang sekolah, muka anak kami ini selalu masam. Dia lalu masuk ke dalam kamar dan diam di dalam. Disuruh makan, dia tak mau makan. Kalau kami tanya, dia malah diam. Dia juga pernah tak mau pergi ke sekolah. Setelah kami coba tanya baik-baik, baru dia mau jujur," keluh wanita yang setiap hari bekerja sebagai pedagang gurem ini.

Kedua orangtua itu memang geram mendengar cerita sang anak. Mereka juga cemas akan hal-hal buruk yang bisa saja terjadi terhadap putrinya. Namun, keduanya tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka tidak mempunyai keberanian untuk melaporkan masalah tersebut kepada pihak sekolah karena takut putri mereka diperlakukan lebih kasar lagi.

"Kami hanya berharap semoga masalah ini bisa diperhatikan oleh pihak sekolah. Kami sudah susah payah bekerja untuk menyekolahkan dia. Kami ingin dia bisa belajar dan menjadi anak baik. Kalau terus begini, anak kami bisa ikut terpengaruh," ungkap ibunya saat ditemui di kedai miliknya, di Jalan Haji Ungar tersebut.

Permasalahan yang terjadi di SMPN ini sempat membuat Dadang AG, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tanjungpinang, terkejut. Dadang lalu memerintahkan para pengawas sekolah untuk meninjau ke sekolah yang terletak di daerah Sungai Jang tersebut. Dadang mengaku baru akan mengeluarkan kebijakan setelah mendapatkan laporan dari para pengawasnya.

"Saya sudah suruh pengawas sekolah turun ke sekolah itu. Saya belum terima laporan dari mereka. Setelah terima laporan, baru saya bisa mengambil langkah selanjutnya," ungkap Dadang ketika dimintai tanggapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com