Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Tebu Minta Jokowi Stop Kebijakan Impor Gula

Kompas.com - 07/10/2014, 21:17 WIB
Kontributor Jember, Ahmad Winarno

Penulis

JEMBER, KOMPAS.com - Petani tebul asal Kabupaten Blora, Jawa Tengah, mendesak presiden terpilih, Joko Widodo untuk segera menghentikan kebijakan impor gula sebanyak 3,5 Juta ton di tahun 2014.

“Saya sebagai petani tebu sekarang sudah merasa bahwa pemerintah sudah tidak pro lagi terhadap petani. Buktinya, Kementerian Perdagangan masih melakukan kebijakan gula impor sebanyak 3,5 juta ton, terus mau jadi apa gula kami ini, Pak,” keluh Anto Sudibyo, petani Asal Kabupaten Blora saat berdialog langsung dengan Jokowi di Padepokan Arum Sabil di Kecamatan Tanggul, Jember, Jawa Timur, Selasa (7/10/2014) sore.

Menurut Sudibyo, harapan masyarakat khususnya petani tebu terhadap pemerintahan yang baru cukup besar. Untuk itu, Jokowi diminta tidak mengecewakan rakyat.

“Bapak adalah wajah kami, idola kami, cerminan kami, harapan kami, besar sekali harapan rakyat kepada bapak. Untuk itu begitu bapak nanti dilantik, Kementerian Perdagangan harus dievaluasi, Pak,” pintanya.

Sudibyo juga berharap kepada Jokowi agar juga mendatangi petani di Kabupaten Blora untuk memberikan semangat. “Jika bapak ada waktu, kami berharap bapak juga mengunjungi kami para petani di Blora,” harapnya.

Sementara itu, di hadapan para petani, Jokowi berjanji akan menindaklanjuti seluruh keluhan para petani tebu.

“Saya dulu jadi wali kota juga begitu, jadi gubernur juga begitu, sering turun langsung, agar tahu apa problem sebenarnya. Nanti setelah dilantik, saya cek mengenai impor tersebut. Kalau memang benar dan perlu distop, ya kami stop,” tegas dia.

Mendengar jawaban tersebut, para petani langsung berteriak gembira. “Allahu Akbar, Hidup Pak Jokowi,” teriak para petani.

Jokowi berdialog dengan para petani kurang lebih 30 menit lamanya. Dia datang bersama Ketua Tim Transisi, Rini M Soemarno beserta deputi tim transisi Hasto Kristiyanto, serta rombongan lainnya. Kedatangan Jokowi juga mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian, TNI, serta Paspampres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com