Pemblokadean sejumlah ruas jalan di kota itu dilakukan warga dengan cara membakar ban-ban bekas dan kayu di jalan-jalan kota. Akibat aksi tersebut, kondisi di Kota Bula mencekam. Sejumlah warga yang takut memilih tidak mau keluar rumah.
“Pemblokiran dilakukan dengan cara membakar ban-ban bekas dan kayu di tengah jalan. Tidak ada kendaraan yang bisa melintas,” ujar salah seorang warga Bula, Muhamad Rumodar, saat dihubungi dari Ambon, Sabtu (4/10/2014).
Akibat kondisi tersebut, hampir semua toko yang ada di Bula ditutup oleh pemiliknya karena mereka khawatir bentrok tersebut akan meluas. Tak hanya itu, pedagang di pasar-pasar kota itu juga memilih pulang karena kondisi kota yang mencekam.
“Karena khawatir, semua toko di sini ditutup pemiliknya. Kita juga sedang menjaga toko-toko yang ada agar jangan sampai dibakar warga,” ungkap Kepala Pemuda Bula, Moksen Alhamid, kepada Kompas.com.
Akibat bentrokan itu, tiga warga dikabarkan tertembak peluru. Salah satu di antaranya mengalami luka serius setelah peluru bersarang di dadanya. Para korban hingga kini masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bula.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, bentrokan warga dan polisi di Bula kembali pecah pada Sabtu (4/10/2014) setelah ribuan warga Bula kembali berunjuk rasa di depan Markas Polres. Warga menuntut Kapolres SBT mempertanggungjawabkan perbuatan sejumlah angotanya yang menganiaya salah satu yunior mereka sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.