Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Pedagang Suvenir Borobudur, Modal Belum Lunas, Dagangan Ludes Terbakar

Kompas.com - 03/10/2014, 19:22 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com – Tidak pernah terbayangkan oleh Agus Setiawan (30), salah seorang pedagang di kios Sentra Kerajinan dan Makanan Borobudur (SKMB) kompleks PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), karena dalam sekejap seluruh barang dagangannya ludes tidak tersisa akibat musibah kebakaran, Kamis (3/10/2014) kemarin.

Warga Desa Ngaran I, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang itu nyaris putus asa, apalagi seluruh modal yang dipakai untuk berdagang masih mengutang ke bank.

“Saat ini saya belum bisa berpikir, belum tahu ke depan mau bagaimana. Saya yakin hampir seluruh modal para pedagang yang lain dari berutang,” ujar Agus sembari mengais puing-puing kios yang sudah rata dengan tanah, Jumat (3/1/2014) sore.

Agus bercerita bahwa ia dan saudara-saudaranya memiliki beberapa kios di SKMB. Sebagian besar kios tersebut menjual suvenir khas Candi Borobudur, seperti pakaian batik, kerajinan tangan yang terbuat dari kayu, bambu dan tembaga, kaos, tas batik dan sebagainya. Namun seluruh barang dagangannya itu ludes dalam sekejap.

“Tidak tersisa barang satu pun, api cepat sekali membesar dan menyambar seluruh kios di sini. Waktu itu saya hanya bisa berlari menyelamatkan diri, tidak mampu lagi menyelamatkan barang dagangan,” kisah Agus.

Namun Agus bersyukur, kebakaran tidak melukai diri dan saudara-saudaranya. Meski diakui mereka mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.

“Kalau dirupiahkan kerugian yang saya alami berkisar Rp 200 juta, kakak saya bahkan sampai Rp 300 juta,” tandas Agus.

Agus berharap, ada kepedulian dari para pengurus dan pihak PT TWCB agar segera mengambil langkah penanganan pasca-kebakaran. Hal itu agar para pedagang yang berjumlah ratusan orang itu bisa berjualan kembali. Sebab, berjualan suvenir Borobudur merupakan satu-satunya mata pencaharian untuk menopang ekonomi keluarga.

Agus yang sudah 13 tahun berjualan di SKMB itu juga meminta kepada pihak kepolisian untuk segera mengungkap penyebab kebakaran tersebut. Dugaan sementara, penyebab kebakaran yang baru pertama terjadi itu karena korsleting listrik dari salah satu kios. Sebelum peristiwa itu, listrik di SKMB dan kawasan Borobudur padam selama hampir dua jam. Lalu tiba-tiba dirinya mendengar suara ledakan yang disusul kobaran api.

“Kami minta polisi segera mengungkap kasus ini, apa memang benar penyebabnya karena korsleting listrik?” tanya Agus.

Nasib serupa dialami Wirdianti, salah salah satu pedagang kaos Borobudur. Wanita paruh baya itu hanya mampu menyelamatkan tidak lebih dari 20 potong kaos bergambar Borobudur.

“Ya, hanya ini saja,” ucapnya sembari menunjukkan tumpukan kaos di dalam sebuah kantong platik.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, lokasi kebakaran yang terletak sekitar 300 meter dari zona I Candi Borobudur itu masih dipasang garis polisi. Sejumlah pedagang masih terlihat mengais puing-puing sisa kios yang telah hangus. Di sekitar lokasi tersebut, juga terlihat beberapa pedagang yang membuat lapak-lapak sementara yang terbuat papan kayu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com