Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelisah Sumur Kering Akibat Pembangunan, Warga Yogya Gelar "Street Art"

Kompas.com - 02/10/2014, 21:04 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Munculnya fenomena kekeringan di sumur-sumur warga di Yogyakarta akibat pembangunan hotel dan mal, memicu keperihatinan sejumlah pihak. Keprihatinan itu diwujudkan dalam bentuk seni jalanan yang dilakukan puluhan warga dan seniman Kota Yogyakarta.

Mereka yang menamakan diri Warga Berdaya ini melakukan aksi seni jalanan (street art) bertema "Jogja Asat" di dinding Kretek Kewek, Kamis (2/10/2014).

"Ini berawal dari kegelisahan, kita melihat kekeringan air. Jadi kita ambil tema 'Jogja Asat' (Jogja Kering)," jelas juru bicara Warga Berdaya, Yosi Fajar Kresna Murti saat ditemui di Kretek Kewek, Kota Yogyakarta, Kamis (2/10/2014) sore.

"Nanti kita akan pasang karya di dinding (Kretek Kewek). Ada grafiti, intinya ini sepontan dari Warga Berdaya," jelasnya.

Kretek Kewek dipilih sebagai lokasi street art karena memang di lokasi tersebut terdapat banyak tempelan kertas dan coretan yang membuat pemandangan menjadi kumuh. Setelah melakukan diskusi kecil, maka aktivis Warga Berdaya memutuskan untuk membersihkan Kretek Kewek dengan diberikan sentuhan street art.

Adapun temanya, "Jogja Asat", menurut Yosi, terinspirasi dari kegelisahan warga Yogya atas sumur-sumur kering di sekitar bangunan hotel.

"Tema ini melewati diskusi melihat permasalahan Yogya sekarang dan ke depan. Pembangunan hotel dan mal ini luar biasa dan cukup berdampak pada kekeringan sumur-sumur warga," jelasnya.

Menurut Yosi, Warga Berdaya sudah melakukan penelitian dan menemukan daerah-daerah yang mengalami kekeringan akibat pembangunan hotel dan mal. Dari penelitian itu nantinya akan dibuat peta daerah-daerah mana saja yang terdampak, sekaligus akan dilihat seberapa luas kekeringan yang terjadi di Kota Gudeg ini.

"Banyak yang terdampak. Nanti akan kita keluarkan hasil penelitian kecil kita. Lalu kita akan bikin peta daerah persebaran hotel, lalu area yang terdampak itu berapa persen," pungkas Yosi.

Selain warga dan seniman Yogyakarta, turut serta dalam street art warga negara asing yang prihatin dengan munculnya fenomena kekeringan akibat pembangunan hotel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com