Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Penguasa Rebutan Kursi" Jadi Tema Hari Batik

Kompas.com - 02/10/2014, 13:01 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Tak hanya pegiat mahasiswa, politisi, akademisi serta rakyat jelata yang menolak disahkannya RUU Pilkada, para perajin dan pecinta batik saat memperingati Hari Batik 2 Oktober 2014, juga menyindir penguasa yang sibuk rebutan kursi, tanpa peduli mengembangkan ekonomi kreatif demi kesejahteraan rakyat.

Tema "Penguasa Rebutan Kursi" itu diangkat dalam acara memperingati Hari Batik 2014, yang digelar oleh perajin Batik Celakat Malang, yang bekerjasama dengan Hotel Ibis Styles Malang, Jawa Timur, Kamis (2/10/2014), di Kota Malang.

Sindiran pada penguasa tersebut, diapresiasikan dengan cara merakit kursi dengan cara diikat di sebuah tiang bangunan di ruang restoran di Hotel Ibis. Beberapa kursi itu dihiasai dengan balutan aneka warna batik celaket khas Malang.

Di depan rakitan kursi berbalut batik celaket itu, tampil beberapa model lokal Malang memperagakan gayanya dengan menggunakan busana batik celaket. Hadir dalam acara tersebut para perajin dan pengusaha batik di Malang.

Selain itu, para model juga memperkenalkan busana batik celaket di tengah jalan di Jalan S.Parman. Saat traffic light warna merah, para model itu berlenggak lenggok di tengah jalan, memperkenalkan batik kepada para pengguna jalan.

Sementara, di depan Hotel Ibis juga digelar Batik Dress Painting oleh para seniman. "Dalam perayaan hari batik nasional tahun ini, kita mengangkat tema, "Penguasa Rebutan Kursi". Itu bentuk kritik dan menolak disahkannya RUU Pilkada.

"Penguasa saat ini hanya sibuk rebutan kursi. Tapi lupa akan kekayaan Indonesia yang harus dikenalkan ke dunia supaya mendongkrak ekonomi rakyat kecil," kata Hanan Jalil, Ketua Pelaksana dan sekaligus perajin batik celaket.

Hanan berharap pemerintah tak lagi melakukan drama politik yang ujung-ujungnya untuk merebut kekuasaan. "Mari dorong dan dukung Presiden terpilih Jokowi-JK untuk fokus mengembangkan batik Indonesia jelang pemberlakukan perdagangan bebas di kawasan Asean 2015 mendatang atau Asean Free Trade Area (AFTA)," kata dia.

Sementara, menurut Eksi Ayuningtiyas, General Manager Hotel Ibis Styles Malang, acara memperingati hari batik itu, untuk menunjukkan bahwa Malang punya batik khas celaket yang sudah layak dikenalkan pada dunia.

"Di Malang ada batik celaket yang kualitasnya sangat bagus. Mari kita kenalkan pada wisatawan mancanegara yang datang ke Malang. Motif-motifnya tak kalah bagus dengan batik lain. Pemerintah harus mendorong batik khas Indonesia bisa bersaing di AFTA nantinya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com