Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakultas Teknik Unwira Bantah Menyerang Seminari Tinggi Kupang

Kompas.com - 29/09/2014, 20:52 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Ignatius Herliyatno MT, dekan Fakultas Teknik Universitas Widya Mandira (Unwira) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), membantah mahasiswanya lebih dahulu menyerang gedung Seminari Tinggi Santu Mikhael Kupang.

Bentrok antar mahasiswa Fakultas Teknik (FT) dan Fakultas Filsafat Agama (FFA) (para frater) Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, justru berawal dari penyerangan sekelompok orang ke kampus FT. Bukan mahasiswa FT yang menyerang kampus FFA,” ungkap Ignatius, Senin (29/9/2014).

Menurut Ignatius, dalam rangka Dies Natalis Ke- 32 Unwira Kupang, Fakultas Teknik dipercaya menjadi tuan rumah perayaan itu yang dirangkai dengan berbagai pertandingan. Puncaknya akan digelar misa syukur di atrium kampus FT Unwira Kupang di Penfui pada Sabtu (27/9/29014).

“Pada Jumat sore, pertandingan final lomba tarik tambang antar teknik arsitektur melawan FFA (para frater). Namun lantaran para mahasiswa FFA tidak diizinkan untuk keluar dan mengikuti pertandingan, maka tim Teknik Arsitektur bersepakat agar tim yang menang dalam pertandingan itu adalah tim FFA,” jelas Ignatius.

Hingga pada pada malam harinya, ketika mahasiswa FT yang sedang berlatih koor yang dipimpin oleh beberapa mahasiswa FFA, tiba-tiba datang sekelompok orang dari arah Barat yang diduga adalah mahasiswa FFA (para frater), langsung menyerang mahasiswa FT. Para penyerang itu membawa serta senjata tajam dan kayu balok.

Serangan mendadak tersebut membuat semua yang berada di kampus panik dan lari berhamburan untuk berlindung di gedung kampus FISIP Unwira yang berjarak sekitar 200 meter dari kampus FT. Para penyerang secara membabi buta memecahkan kaca jendela kampus dan merusak sejumlah fasilitas kampus FT.

Setelah suasana mulai kondusif, para mahasiswa FT kembali ke kampus untuk melanjutkan pekerjaan mempersiapkan acara perayaan.

"Namun sekitar pukul 23.00 Wita, mahasiswa yang sedang menyiapkan meja altar untuk perayaan, dikejutkan lagi dengan aksi penyerbuan yang kedua kalinya. Penyerangan itu lebih banyak orang lagi dan lebih beringas lagi. Mahasiswa kami lalu kembali lari dan berlindung di Kampus FISIP," ungkap Ignatius.

Pada aksi penyerangan yang kedua itu, sempat terjadi baku pukul yang mengikabatkan salah satu mahasiswa FFA mengalami luka di kepala dan jari kaki. Bahkan sepeda motor Honda Revo milik salah satu dosen jurusan Teknik Arsitektur, Ricahrdus Daton dirusak massa penyerang sampai hancur berantakan.

Ignatius mengatakan, kejadian itu di luar dugaannya. Menurut dia, bertahun-tahun dirinya mengajar di universitas itu, fakultas yang paling disegani dan dihormati adalah FFA karena lembaga itu siap mencetak para calon imam katolik. Penyerangan kedua itu, kata dia, berlangsung cukup lama hingga pukul 01.00 Wita.

"Saya bertahan di kampus ini sampai pukul 3.00 Wita dini hari. Lalu para mahasiswa menyuruh saya pulang karena sudah sangat lelah. Paginya polisi dari Polres Kupang menangkap enam orang mahasiswa Teknik Informatika di kampus dan sembilan mahasiswa Teknik Sipil di kos-kosan," jelas Ignatius.

Atas kejadian itu, pihaknya bersepakat untuk menggelar pertemuan antara mahasiswa kedua fakultas yang bertikai itu pada hari Rabu (1/10/2014) mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com