Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Tumor di Kaki Kiri, Ifnatul Tergolek Lemah hingga Kurus Kering

Kompas.com - 29/09/2014, 18:59 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis


KEDIRI, KOMPAS.com
- Ifnatul Damayanti (17) hanya tergolek lemas di atas ranjang bambunya karena tumor di kaki kirinya. Remaja putri anak tunggal pasangan Darji (40) dan Siti Rofiatun (43) warga Desa Wonosari, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, itu sudah 6 bulan tergolek di atas ranjang. Tubuhnya kurus kering.

Selama itu pula siswi kelas 3 MTsN Pagu itu tidak bersekolah. Kondisinya juga membuatnya putus belajar.

Awalnya, ada benjolan kecil di kaki kirinya yang disadari beberapa hari setelah terjatuh dari sepeda. Saat itu, keluarga hanya membawanya ke tukang pijat urat karena mereka berpikir itu hanyalah luka memar biasa.

"Jatuhnya pas dia masih kelas 2 Mts dulu. Kami kira salah urat, makanya kami pijatkan," kata Rofiatun, Senin (29/9/2014).

Benjolan itu ternyata terus membesar. Hingga sekitar bulan Februari lalu, benjolan itu pecah dan mengeluarkan bau tidak sedap.

Keluarga lalu membawanya ke rumah sakit terdekat dengan harapan segera dapat penanganan. Namun karena keterbatasan peralatan, Ifnatul disarankan dibawa ke RSUD dr.Soetomo yang ada di Surabaya.

Keluarganya lalu mengurus Jamkesmas untuk meringankan biaya pengobatannya. Keluarga juga mengumpulkan ongkos agar dapat secepatnya pergi ke rumah sakit tersebut.

Ketika dibawa ke rumah sakit milik pemerintah provinsi itu, dia hanya menjalani serangkaian pemeriksaan berikut rontgen dan mereka diperbolehkan pulang. Hal tersebut berulang hingga tiga kali.

Keluarga sempat pupus harapan karena jangankan untuk berobat, untuk menutup kebutuhan keseharian saja, mereka kesulitan. Padahal setiap berobat ke Surabaya, keluarga harus menyiapkan uang minimal Rp 500.000.

Selama ini, Darji, ayahnya, hanya bekerja pada musim tanam sebagai buruh tani sementara Rofiatun hanya mengurus rumah tangga. Rofiatun awalnya sempat berjualan bakso namun berhenti jualan demi merawat putri semata wayangnya.

Mereka bertiga menempati rumah amat sederhana yang terbuat dari anyaman bambu yang nyaris ambruk. Mereka hanya punya satu kamar dan itupun kini hanya ditempati Ifnatul yang terbaring lemas. Selama perawatan di rumah itu, Rofiatun yang dengan sabar merawat luka anak gadisnya itu. Luka anaknya hanya dibersihkan dua kali sehari dengan pengobatan seadanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com