Menanggapi hal itu, Bupati Mamuju Suhardi Duka yang dihubungi Kompas.com mengandaikan, jika pemilihan dilakukan secara langsung oleh rakyat setara dengan nilai emas "24 karat", maka melalui DPRD hanya "18 karat".
Menurut Suhardi, dengan pemilihan lewat DPRD seperti pada zaman Orde Baru, peran besar elite parpol daerah tidak dapat dihindari, dan hal itu dapat saja diselewengkan bila sistem pengawasan tidak jelas.
Ketua DPD Partai Demokrat Sulawesi Barat (Sulbar) ini menilai, jika pemilihan dilaksanakan oleh DPRD, seperti yang sudah dialami selama puluhan tahun, maka kualitas kepala daerah pun tak terseleksi. Ada kecenderungan, kepala daerah tak akan memberikan atensi kepada publik.
"Saya yang semula merasa punya peluang 50-50 untuk maju di pilgub, kini tinggal 20 persen," ujar Suhardi, yang juga mantan Ketua DPD Partai Golkar Mamuju.
Menurut Suhardi, saat ini dia hanya "kuat" di kalangan akar rumput, dan itu hanya membantu jika pilbup atau pilgub digelar secara langsung. Kini, untuk maju sebagai calon gubernur Sulbar, dia harus kembali mengubah strategi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.