Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Blokade Jalan Daendels, Dua Sekolah Diliburkan

Kompas.com - 23/09/2014, 16:37 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Jalan Daendels, khususnya di Glagah, Temon, Kulonprogo, diblokade oleh ratusan warga selama sekitar enam jam, Selasa (23/9/2014). Akibatnya, kegiatan belajar mengajar di dua sekolah yang lokasinya tak jauh dari Balai Desa Glagah Kulonprogo, tempat sosialisasi bandara baru, diliburkan.

Dua sekolah yang diliburkan dari aktivitas belajar mengajar yakni SDN Glagah 1 dan SDN Glagah 2 Kulonprogo.

"Ya tidak libur. Hanya diberikan tugas untuk dikerjakan di rumah," ujar Kepala Sekolah SDN Glagah 1, Ester Sujiyem.

Ester menuturkan bahwa instruksi agar siswa belajar di rumah langsung diberikan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman mengingat letak sekolah dekat dengan Balai Desa Glagah, lokasi sosialisasi pembangunan bandara baru.

Menurut dia, keputusan belajar di rumah mengingat ada pro dan kontra di masyarakat soal rencana pembangunan bandara baru. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya gangguan psikis seperti trauma dan tidak konsentrasinya siswa karena suara demo, maka para siswa diberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.

"Antisipasi jika terjadi sesuatu. Tapi kenyataannya itu ada demo juga tidak terjadi apa-apa," tuturnya.

Dia mengungkapkan bahwa besok, Rabu (24/9/2014), siswa sudah diminta untuk kembali belajar di sekolah.

"Kemarin siang sampai hari ini belajar di rumah. Besok sudah masuk lagi," pungkasnya.

Ratusan warga yang tergabung dalam Wahana Tri Tunggal (WTT) melakukan aksi blokade Jalan Daendels di Glagah,Temon, Kulonprogo. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes tidak diizinkannya mereka mengikuti sosialisasi pembangunan bandara baru. Warga menutup Jalan Daendels sepanjang 3 kilometer dengan menggunakan benda-benda yang ada di pinggir jalan. Aksi ini dimulai pukul 09.00 WIB.

Karena diblokade, pihak kepolisian pun mengalihkan arus kendaraan yang menuju Yogyakarta dan Jawa Tengah melewati jalan utama Wates.

"Kami berangkat bersama-sama biar kompak, tapi sebelum sampai di balai desa, polisi menghadang dan tidak memperbolehkan ikut sosialisasi. Padahal, kami punya undangannya," tutur Purwito, ketua aksi.

Kapolres Kulonprogo AKBP Johanes Setiawan mengatakan akan mengutamakan upaya persuasif dan dialog dalam menyelesaikan permasalahan ini.

"Sudah dari jam 9 pagi tadi, sampai saat ini. Kita tetap mengutamakan tindakan persuasif dengan berdialog," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com