Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai Dihapus, Kekerasan dalam Karapan Sapi Piala Presiden

Kompas.com - 22/09/2014, 18:03 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Penyiksaan sapi dalam karapan sapi Piala Presiden di Madura, sudah mulai dihapus tahun ini. Hal itu terlihat pada saat seleksi tingkat eks kawedanan yang digelar di stadion R Soenarto Pamekasan, Senin (22/9/2014).

Sapi-sapi yang biasanya diberi berbagai macam bahan pemanas seperti balsem, spirtus, air jahe, sebelum dilepas di tengah lintasan untuk diadu kecepatannya, sudah tidak terlihat lagi. Begitu pula saat di lintasan, untuk memacu lari sapi lebih cepat, bagian bokong sapi dilukai dengan paku.

Muhammad Zahri, ketua panitia penyelenggara seleksi karapan sapi tingkat kawedanan mengatakan, seluruh pemilik sapi karapan (pangerap) di Madura sudah sepakat untuk mengubah sistem karapan sapi dari pola kekerasan (Rekeng) ke pola tanpa kekerasan (Pakopak). Kesepakatan itu sudah disampaikan kepada pangeran sebelum seleksi tingkat kabupaten di Madura digelar.

"Keputusan bersama itu sudah diserahkan secara tertulis kepada semua pemilik sapi karapan yang akan ikut seleksi karapan sapi Piala Presiden," terang Zahri.

Dijelaskan Zahri, jika dalam pelaksanaan, baik seleksi tingkat kabupaten atau pada kompetisi puncak Piala Presiden, masih ditemukan adanya pelanggaran, maka pemilik bersama sapinya akan didiskualifikasi dalam perlombaan. Seleksi tingkat kawedanan yang meliputi tiga kecamatan, yakni Kecamatan Proppo, Pamekasan dan Kecamatan Tlanakan, diikuti oleh 42 pasang sapi karapan. Mereka akan diambil tiga pasang sapi terbaik. Pemenang dari masing-masing eks kawedanan, akan diadu di tingkat kabupaten untuk memperebutkan Piala Presiden.

Tahun 2013 kemarin, karapan sapi Piala Presiden terbelah menjadi dua kubu, yakni yang menggunakan kekerasan (rekeng) dan kubu anti kekerasan (pangerap). Tahun ini, dua kubu bersatu dan sepakat bahwa karapan sapi akan digelar tanpa kekerasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com