Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan 200 Tahun Penemuan Candi Borobudur Makin Meriah dengan Acara Kesenian

Kompas.com - 20/09/2014, 01:51 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com - Acara "Gempita Borobudur” tahun ini terasa spesial karena bertepatan dengan 200 tahun penemuan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Acara yang kali pertama dilakukan di kawasan candi Buddha itu pun dikemas sangat meriah dan menghibur masyarakat, sejak Jumat (19/9/2014) sore.

Dibuka dengan kirab seluruh pengisi acara yang berjumlah sekitar 25 peserta. Sebagian besar mereka merupakan kelompok seni dan budaya. Ada berbagai penampilan kesenian tradisional, seperti Tari Reog dari kelompok kesenian Kota Magelang, Tari Ndolalak dari Purworwjo, Tari Cepetan Alas dari Kebumen dan diakhiri dengan kirab potensi masyarakat Borobudur.

"Gempita Borobudur tahun ini dilaunching di Kabupaten Magelang, terasa sangat istimewa karena bertepatan dengan 200 tahun penemuan Candi Borobudur yang jatuh 2014 ini," kata Kepala Seksi Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jateng, Agung Satrio Prakosa.

Gempita Borobudur itu sendiri akan berlangsung selama tiga hari kedepan, berakhir pada Minggu 21 September 2014 mendatang. Event ini bahkan telah ditetapkan menjadi salah satu agenda dalam kalender event Provinsi Jawa Tengah yang secara bergiliran akan digelar di Kabupaten/Kota se-Karesidenen Kedu.

“Melalui acara ini kami harapkan dapat mendukung program Visit Jateng yang sudah dicanangkan sejak tahun 2010 lalu," imbuh Agung.

Selama tiga hari kedepan, lanjut Agung, masyarakat akan disuguhi berbagai acara unik dan menarik. Tidak tanggung-tanggung, sejumlah kelompok kesenian dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara yang akan unjuk kebolehan. Mulai dari Provinsi Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Bali, Nusa Tenggara Timur, Papua, Spanyol, Jepang, Brazil hingga Turki.

Tidak hanya itu, akan ada pula Borobudur Community Expo (BCE) yang merupakan rangkaian pameran untuk menampilkan puluhan potensi masyarakat di sekitar warisan budaya dunia itu. Menurut Ketua Panitia BCE, Umar Umar Chusaeni, BCE kali ini adalah yang kedua kalinya dihelat.

Tujuannya untuk mendukung pariwisata yang ada di luar zona I Candi Borobudur, mulai desa wisata sampai agrowisata berikut segala produk-produknya.

“BCE kali ini juga berbeda, karena melibatkan para pengusaha. Karena mereka juga memiliki kepedulian untuk memajukam pariwisata Borobudur, tidak sekedar menikmati hasilnya saja,” papar Umar.

Istimewanya lagi, kata Umar, BCE tahun ini juga diikuti peserta dari DMO Wakatobi dan DMO Bunaken. Disamping juga karena bertepatan dengan dua abad penemuan candi peninggalan raja-raja dinasti Syailendra itu. Kepala Museum Jawa Tengah, Steven Timisela, mengapresiasi kegiatan Gempita Borobudur tersebut sebagai upaya masyarakat dalam mempertahankan eskistensi pariwisata candi Borobudur, terlebih sudah menginjak usia 200 tahun penemuannya.

Diharapkan Steven, dengan acara ini tidak hanya dapat meningkatkan kunjungan wisatawan akan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. “Kita sebagai pewaris Candi Borobudur harus bisa memelihara dan mengembankan potensi. Sehingga potensi yang ada di Candi Borobudur ini dapat berdaya guna bagi masyarakat,” ujar Steven.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com