Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencurian Sapi Marak di Timor Tengah Utara, Warga Enggan Lapor Polisi

Kompas.com - 19/09/2014, 05:41 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KEFAMENANU, KOMPAS.com
- Sejumlah warga di Kecamatan Biboki Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, merasa resah lantaran dalam sebulan terakhir ini sapi yang mereka pelihara hilang dicuri orang. Meski pun pencurian sapi marak, namun warga enggan melaporkan ke polisi.

Warga beralasan sudah seringkali melapor ke kepolisian sektor setempat, namun tidak pernah ditindaklanjuti sampai tuntas. Dua warga Desa Hauteas, masing-masing Marsel Manek dan Daniel Manek kepada Kompas.com di Kefamenanu, Kamis (18/9/2014) mengatakan, warga yang kehilangan sapi berasal dari Desa Hauteas, Hauteas Barat, Kelurahan Boronubaen dan Kelurahan Boronubaen B.

“Dalam satu bulan terakhir ini sudah puluhan ekor sapi di Kecamatan Biboki Utara ini hilang dicuri orang dan diselundupkan ke daerah Kabupaten Belu, tetapi polisi hanya diam saja, meski telah dilaporkan oleh warga,” kata Marsel yang diamini Daniel.

Marsel merinci sejumlah warga yang sapinya dicuri yakni Kobus Aluman yang kehilangan 12 ekor sapi, Yohanes Oki dan Daniel Manek masing-masing dua ekor sapi serta Marsel Bouk dan Frans Bano masing-masing satu ekor sapi.

Untuk mencari sapi-sapinya yang hilang lanjur Marsel, warga terpaksa berupaya sendiri mencari hingga ke Kabupaten Belu. Namun hingga saat ini semua sapi tersebut belum berhasil ditemukan.

Terkait hal itu Kepala Kepolisian Sektor Biboki Utara, Ajun Komisari Polisi Virgilio Amaral membantah kalau pihaknya tidak menindaklanjuti laporan warga tersebut.

“Yang pasti semua laporan masyarakat yang masuk ke kita, akan kita proses sampai tuntas. Tetapi yang terjadi di sini justru masyarakat sendiri tidak pernah membuat laporan secara resmi ke kita sehingga tentunya kita menganggap mereka sudah tidak percaya lagi dengan polisi,” kata Virgilio.

Virgilio mengaku memang dalam satu bulan terakhir ini marak terjadi pencurian, namun untuk membuktikan secara hukum, pihaknya perlu mendapat laporan resmi dari korban, sehingga bisa diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Informasi yang kita dapat seperti itu (marak pencurian sapi) tapi kita kalau tidak dapat laporan, mau bagaimana lagi. Apa kita harus mencari mereka dan menanyakan dan meminta mereka harus melapor,” jelas Virgilio.

Namun begitu kata Virgilio, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pihak Kecamatan Biboki Utara untuk segera menghidupkan kembali pos keamanan lingkungan di setiap desa untuk mencegah maraknya pencurian sapi itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com