Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak RUU Pilkada, Massa Bertopeng Lempari Gedung Dewan dengan Tomat Busuk

Kompas.com - 18/09/2014, 12:23 WIB
Kontributor Kendal, Slamet Priyatin

Penulis


KENDAL, KOMPAS.com - Jaringan Aksi Masyarakat Kendal (Jamak) Jawa Tengah menggelar aksi penolakan RUU Pilkada di Gedung DPRD Kendal, Kamis (18/9/2014). Aksi dimulai dari depan RSUD Suwondo Kendal berjalan kaki menuju gedung DPRD.

Sambil berjalan, peserta aksi yang semuanya menggunakan topeng itu melakukan orasi sambil membagi-bagi selebaran berisi penolakan RUU Pilkada kepada masyarakat. Sesampai di gedung wakil rakyat tersebut, peserta aksi kemudian melempari gedung DPRD Kendal dengan tomat busuk.

Menurut koordinator aksi, Misrin, pelemparan tomat busuk ke gedung DPRD sebagai simbol ketidakpercayaan rakyat kepada wakilnya apabila pilkada digelar secara tidak langsung.

“Kami ingin Pilkada berjalan secara langsung dan menolak RUU Pilkada tidak langsung,” katanya.

Misrin menjelaskan bahwa pemilihan dalam amanat reformasi 1998, bangsa Indonesia disebutkan harus membuka ruang-ruang politik bagi masyarakat. Salah satunya, melakukan pemilihan-pemilihan umum, termasuk kepala daerah secara langsung, bebas dan rahasia.

“Tapi anehnya, pemilihan langsung dalam Pilkada, akan diganti dengan tidak langsung dan kepala daerah dipilih oleh DPRD,” ujarnya.

Untuk itu, Misrin menambahkan, RUU Pilkada yang diajukan oleh Komisi II DPR RI, adalah pembodohan demokrasi. Misrin meminta kepada rakyat, supaya bersatu, melawan, menuntut hak sipil dan politik rakyat, sesuai dengan komitmen pemerintah Indonesia.

“Rakyat harus bersatu, menolak RUU Pilkada,” teriaknya.

Aksi yang dijaga oleh polisi berjalan dengan tertib, meskipun semua anggota DPRD Kendal tidak ada yang menemui, karena sedang Bintek di luar kota.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com