Evakuasi itu dilakukan untuk mengantisipasi intimidasi dari simpatisan Gubernur Sultra yang memilih bertahan di gedung dewan tersebut.
“Kita tetap kawal para mahasiswa sampai tiba di kampus masing-masing. Untuk sementara kita bawa mereka ke polres jika ada yang merasa keberatan dan membuat laporan soal tindakan kekerasan yang mereka alami dalam aksi tadi,” kata Kapolres Kendari, AKBP Anjar Wicaksana di gedung DPRD Sultra, Selasa (16/9/2014).
Puluhan simpatisan Gubernur Sultra itu hanya bisa melihat proses evakuasi tersebut. Rata-rata dari mereka menggunakan helm tengkorak dan sepeda motor.
Sebelumnya, massa dari Front Pemuda dan Mahasiswa Anti Korupsi dibubarkan paksa puluhan orang yang diduga simpatisan gubernur saat menggelar unjuk rasa di gedung DPRD Sultra. Dalam aksinya, mahasiswa membentang dua spanduk yang mendesak KPK untuk segera mengusut kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) Gubernur Sultra senilai Rp 40 miliar yang berasal dari pengusaha tambang asal negara Taiwan.
Tak hanya merampas spanduk dan atribut aksi lainnya, puluhan orang itu juga menyerang dan mengejar massa aksi hingga ke halaman gedung dewan.
“Bahkan tas ransel ketua komisariat HMI STAIN dirampas oleh orang yang menyerang kami, dalam tasnya ada uang sebesar Rp 600. 000. Sampai sekarang tas teman kami belum tahu ada di mana, jadi kita laporkan ke polisi tentang pencurian,” ungkap Laode Ngkumabusi, koordinator aksi dari Front Pemuda dan Mahasiswa Anti Korupsi Sultra, sebelum dievakuasi polisi di halaman gedung DPRD Sultra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.