Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Hutang di Perusahaan Farmasi, Picu Kelangkaan Obat di RSUD Kefamenanu

Kompas.com - 16/09/2014, 03:30 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KEFAMENANU, KOMPAS.com - Anggota DPRD Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur dari fraksi Partai Amanat Nasional, Yosafat Haekase mengatakan pemicu kosongnya stok obat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu, karena masih banyak hutang obat di sejumlah perusahaan farmasi (perusahaan obat-obatan).

“Ada indikasi tunggakan hutang cukup banyak di RSUD Kefamenanu yang harus dibayar ke pihak distributor obat (perusahaan farmasi), karena hal ini menjadi pemicu kelangkaan obat. Bagaimana mau pihak ketiga (perusahaan farmasi) bisa memasok obat ke rumah sakit, kalau utang lama saja masih ada,” kata Yosafat kepada Kompas.com di Kefamenanu, Senin (15/9/2014) malam.

Menurut Yosafat, terdapat kurang lebih lima sampai enam perusahaan farmasi yang punya tunggakan hutang obat di RSUD Kefamenanu. Salah satu diantaranya yakni PT Dos Ni Roha. Utang bulan November 2013 sebesar Rp 27,7 juta dan utang Bulan Desember sebesar Rp 36,4 juta.

“Rumah sakit ini memang sakitnya sudah kronis. Jadi kalau rumah sakitnya saja sudah sakit seperti ini, apalagi pasiennya. Karena itu pemerintah (pemerintah daerah TTU) segera tanggap dengan kondisi kelangkaan obat, alat kesehatan maupun air bersih, makanan pasien serta listrik,” beber Yosafat.

Hal ini juga kata Yosafat, harus segera dicari jalan keluarnya oleh pemerintah, karena alasan DPRD TTU sidang terlambat yang selama ini selalu dituding oleh pemerintah daerah sangat tidak relevan dalam konteks "sakitnya" RSUD.

”Tidak perlu saling tuding siapa yang salah, tetapi segera obati dulu kondisi RSUD Kefamenanu ini supaya pasiennya bisa diselamatkan,” kata Yosafat.

Untuk diketahui, stok obat-obatan maupun alat kesehatan di RSU Kefamenanu sudah kosong selama Sembilan bulan. Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes mengatakan, penyebab utama krisis obat karena terlambatnya penetapan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan sistem pembelian obat dengan cara tender.

Sejumlah pasien yang menjalani rawat inap di sana pun mengeluh. Sebab, mereka harus mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah untuk membeli botol infus, sarung tangan, dan obat-obatan.

Kondisi tersebut membuat para pasien yang kebanyakan adalah warga miskin harus berpikir keras demi mencari tambahan uang. Dampak dari kelangkaan obat itu membuat dua warga TTU meninggal yakni Theresia Mbado warga Dalehi, Kelurahan Maubeli, Kecamatan Kota Kefamenanu yang meninggal Selasa (19/8/2014) dan Sabina Nule, warga Oelbonak, Kecamatan Bikomi Tengah yang meninggal pada Minggu (14/9/2014) kemarin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com