Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Encer dari Merapi, Lava Slamet Tak Timbulkan Wedus Gembel

Kompas.com - 13/09/2014, 18:40 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Surono menyatakan, Gunung Slamet termasuk dalam tipe letusan Strombolian dan magmanya lebih encer dibandingkan Gunung Merapi dan Kelud. Sehingga tidak menimbulkan terjadinya awan panas atau wedus gembel.

"Ketika saya ditanya adakah tanda-tanda VEI-nya lebih dari II ? Sampai sekarang belum ada tanda-tandanya," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Surono usai memberikan kuliah umum di Ruang Seminar Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri/PKKH UGM, Sabtu (13/9/2014).

Dari catatan, sejak 1772 Erupsi Gunung Slamet tidak pernah melebihi Volcanic Eruption Index II. Total dalam satu periode letusan Gunung Slamet maksimum hanya sekitar 2 juta meter kubik.

Menurut pria yang akrab disapa Mbah Rono itu, magma Gunung Slamet yang encer tidak memerlukan daya tekan gas yang besar untuk mendorongnya keluar.

"Karena encer kalau keluar se-ampas-ampase. Magma itu yang didalam, yang muncrat itu lava pijar. Jadi keluar se lava-lavanya," ucapnya.

Sementara Gunung Merapi dan Gunung Kelud yang magmanya kental, agar magma bergerak ke dekat permukaan, membutuhkan tenaga gas yang besar. Karena sulit bergerak ke permukaan, maka magma akan perlahan-lahan naik dan mengalami pendinginan sehingga ketika meletus, misalnya temperatur awal 1.300, bisa berubah menjadi 800-an. Itulah yang menjadi awan panas.

"Kalau Slamet tidak ada awan panas. Lah kan magmanya encer, didorong dikit langsung keluar seampas-ampasnya," ujarnya.

Surono menegaskan, masyarakat tidak perlu heboh dan panik dengan aktivitas Gunung Slamet saat ini. Sebab, radius berbahaya tidak lebih atau kurang 4 km dari puncak Gunung.

"Wis to, Slamet gunungnya, selamat orang-orangnya. Dah gitu aja, enggak usah ramai," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com