Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh Asap Bebek, Radius Bahaya Gunung Slamet Tetap 4 Km

Kompas.com - 13/09/2014, 15:39 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com — 
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Surono, meminta agar masyarakat tidak perlu panik dengan kehebohan suara dentuman yang terdengar hingga cukup jauh ataupun besarnya cahaya lava pijar yang terlihat. Pasalnya, sampai saat ini, ancaman bahaya Gunung Slamet tetap berada di radius 4 km dari puncak gunung.

"Sekarang ini lebih banyak kehebohan tentang dentumannya kedengaran sekian kilo, material pijarnya kelihatan mbulat-mbulat (berpijar), tapi bahayanya radius 4 km terus kan," ujar Surono, Sabtu (13/9/2014).

Surono menuturkan, meski heboh dengan terdengarnya suara dentuman keras hingga jarak berapa meter. Cahaya lava pijar yang keluar sangat terang. Namun, radius bahaya erupsinya tidak berubah. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu panik.

"Alam itu kan nyata dan jujur. Kenyataannya, bahayanya tidak lebih 4 kilometer, tidak lebih dan tidak kurang," ucapnya.

Langkah antisipasi berupa persiapan pengungsian, menurut dia, wajar untuk dilakukan. Namun, Surono menegaskan bahwa untuk mengambil langkah-langkah yang tepat haruslah mempelajari karakteristiknya.

"Yang dihebohkan, suara dentumannya lalu ada asap bulat mirip gambar bebek, padahal jaraknya radius bahaya 4 km. Kenapa? Karena kita memang suka heboh," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com