Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Neng Dipukul di Sini, di Sini, Mamah Juga Suka Ditonjok sama Bapak"

Kompas.com - 11/09/2014, 20:53 WIB
Kontributor Bandung, Rio Kuswandi

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com
 — N, bocah berusia 7 tahun, babak belur karena dipukuli ayah tirinya, Ricky (38), di rumah kontrakannya di Cipedes, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu (27/9/2014) sekitar pukul 18.00 WIB.

Saat kejadian, ibu kandung korban, Ernawati (30), tidak ada di rumah karena belum pulang dari tempat kerjanya.

"Anak kecil ini dipukuli ayah tirinya dengan menggunakan kepalan tangan kosong, dibogem (dipukul) hingga kelopak mata anak itu mengalami luka memar, bengkak, dan berwarna biru kehitam-hitaman," kata Kepala Satreskrim Polrestabes Bandung AKBP Nugroho Arianto, di Mapolrestabes Bandung, Jalan Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Kamis (11/9/2014).

Tak hanya wajah, menurut laporan dan pemeriksaan, Ricky juga memukuli wajah dan perut bocah itu.

"Dipukul perutnya sebanyak dua kali, kemudian dipukul bagian mukanya, tepatnya di bagian pipi kanan dan pipi kiri sebanyak tiga kali, kemudian yang lebih parah dipukul di bagian kelopak mata kiri dan kanannya sebanyak tiga kali hingga kelopak matanya itu memar dan berwarna kehitaman, kemudian bibirnya juga terluka," kata Nugroho.

Setelah itu, lanjutnya, ayahnya langsung membawa korban yang meringis kesakitan untuk dititipkan ke rumah tetangganya dengan alibi jatuh dari tangga.

"Setelah dipukuli, korban dibawa ke rumah tetangganya, yakni, Saudara Lisa. Di sana, korban sempat diobati menggunakan salep. Korban dititipkan di rumah Lisa karena ibu kandungnya tidak ada di rumah," kata Nugroho.

Sementara itu, di Mapolsek Sukajadi, bocah perempuan yang baru duduk di bangku kelas 1 SD itu mengungkapkan perlakuan ayah tirinya itu.

"Eneng (saya) dipukul sama Om Iki (panggilan Ricky), di sini, di sini, di sini, di sini, dan di sini juga, ini sakit," kata N yang biasa dipanggil 'Neng' sambil menunjuk ke kedua pipinya, kedua matanya, bibirnya dan juga ke perutnya.

Menurut N, dia dipukuli karena dirinya tidak mau disuruh beres-beres rumah. Selama ini, bocah kecil itu kerap disuruh membersihkan rumah.

"(Saya dipukul) karena tidak mau beberes rumah. Setiap hari, ngepel, cuci piring, cuci baju, bekas (makan) bapak juga cuci piring," tuturnya.

Sementara itu, ibu kandungnya, Ernawati, mengaku tak pernah melihat suaminya itu memukul anaknya. Menurut dia pula, Ricky itu selalu bersikap biasa saja dan tak pernah memukul N di depannya.

"Saya enggak tahu, suami saya (Ricky) bilang, ini (luka-luka lebam dan memar di mukanya) karena terjatuh dari tangga. Saya enggak pernah lihat anak saya ini dipukul," katanya.

Saat Ernawati bercerita, N tiba-tiba menyela.

"Eh, mamah juga suka ditonjok sama si bapak," ungkap bocah itu.

Karena omongannya, Erna terus menatap bocah itu.

"Bu, kalau anak kecil seperti ini, ngomong-nya enggak akan pernah bohong," kata Kanit Reskrim Polsekta Sukajadi AKP Achmad Gunawan. Erna pun terdiam.

Sementara itu, sang ayah tiri, Ricky, mengakui perbuatan sadisnya itu saat dimintai keterangan.

"Iya, dipukul, saya menyesal telah melakukan ini," ujar Ricki.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir angkot itu sudah menikah siri dengan Erna selama 1 tahun. Ricky juga mengaku bahwa dirinya sudah mempunyai tiga istri dan delapan anak. Tak satu pun yang diceraikannya saat menikahi istri berikutnya.

Kini, Ricky ditahan di Mapolrestabes Bandung, Jalan Merdeka, Bandung, Jawa Barat. Ricky dijerat dengan UU RI No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 80 ayat 1 dan 2 jo Pasal 351 KUH Pidana dengan ancaman selama-lamanya 5 tahun penjara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com