Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas ketika ditemui sejumlah wartawan seusai menggelar pertemuan dengan Gubernur NTT Frans Lebu Raya dan sejumlah bupati dan wakil bupati yang ada di NTT di kantor Gubernur NTT, Rabu (10/9/2014).
Busyro melihat ada indikasi maraknya mafia daging di NTT. Namun pelakunya hingga kini masih belum terungkap. Karena itu, KPK akan terus berupaya menyelidikinya sampai tuntas.
“Praktik kartel daging sapi ini kami temukan pada kasus yang dulu yang mengantarkan Fathanah jadi terpidana. Sekarang ini kalau itu masih ada, maka perlu diatasi dengan pentingnya database. Maka tadi dalam pertemuan (dengan gubernur, bupati dan wakil bupati), kalau ada database dan para peternak sapi bisa memenuhi, kenapa harus impor daging dari luar negeri,” kata Busyro.
"Justru kalau impor yang berlebih dari luar negeri itu bisa muncul suap atau fee sehingga yang rugi kan para peternak,” sambungnya.
Kunjungan petinggi KPK ke Kupang, kata Busyro, adalah ingin memberdayakan para peternak sapi dan melakukan monitoring kartel daging sapi bersama pemerintah setempat dan masyarakat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.