Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Api Merambat, Kebakaran Savana Bromo Semeru Tengger Capai 100 Hektar

Kompas.com - 10/09/2014, 14:56 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Kebakaran yang terjadi di padang rumput savana di kawasan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) sejak Selasa (9/9/2014) sore, mencapai 50 hektar. Kini, Rabu (10/9/2014) siang, sudah bertambah menjadi 100 hektar.

"Hingga kini belum bisa dipadamkan petugas," kata Ayu Dewi Utari, Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Malang, siang tadi.

Menurut Ayu, api merembet ke arah selatan dan barat. Karena, arah angin menuju ke arah selatan dan barat. "Rumputnya juga kering, karena musim kemarau. Akhirnya, apinya sulit dikendalikan," kata dia.

Api cepat merambat ke tebing dengan ketinggian lebih dari 300 meter. Kini, petugas terus berupaya untuk menjaga api agar tidak melompati sekat bakar yang sudah dibuat. Hingga siang ini, puluhan petugas dari TNBTS, TNI, Polri, relawan, serta masyarakat masih terus berusaha memadamkan api.

"Titik api awal kebakaran sudah berhasil dipadamkan. Untungnya tidak sampai merembet ke titik lokasi wisata teletubies," kata dia.

Sepanjang 2014, sudah ada dua kali kebakaran. Masing-masing mencapai 2,5 hektar sabana. Kebakaran diakibatkan karena pengunjung atau pencari rumput yang membuang puntung rokok sembarangan. Bisa juga diakibatkan karena percikan dari pengunjung yang membuat api unggun di sekitar lokasi sabana.

Berdasarkan data TNBTS, kebakaran sering terjadi sejak 2007 hingga 2011 lalu. Akibat kebakaran tersebut sudah menghanguskan savana seluas 1.688 hektar dengan 61 kasus. Sedangkan di tahun 2012 lalu kebakaran di padang savana mencapai 33 hektar.

Sementara di tempat berbeda, Ketua Organisasi perlindungan hutan dan satwa, ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid mengatakan, dia meminta kepada petugas TNBTS untuk lebih intensif melakuakn kontrol dan patroli.

"Supaya para pengunjung tidak membuang puntung rokok sembarangan. Cara dan alat pemadamnya juga harus disempurnakan agar tidak lambat mencegah menjalarnya api," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com