Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerap Berebut Antrean BPJS, Seorang Warga Bikin Nomor Antre Sendiri

Kompas.com - 08/09/2014, 16:39 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Sejak Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) diberlakukan Januari 2014 lalu, masyarakat berbondong-bondong mendaftarkan diri untuk menjadi peserta asuransi kesehatan milik negara itu, tak terkecuali di Kabupaten Semarang.

Namun ironisnya, untuk melayani seluruh penduduk di kota berjuluk "Bumi Serasi" ini, BPJS hanya membuka pendaftaran di satu lokasi, yakni di ibu kota Kabupaten Semarang di Ungaran. Alhasil, setiap hari terlihat antrean mengular di depan BPJS kantor operasional Kabupaten Semarang di Jalan Moh Yamin, Ungaran. Bahkan warga kerap berebut masuk kendati sudah antre.

"Rata-rata kami datang lebih dari dua kali karena setiap kali datang sudah kehabisan nomor antrean," ujar Yulianingsih (41), warga Kenteng, Bandungan, Senin (8/9/2014) yang mengaku sudah datang ke kantor BPJS untuk ketiga kalinya.

Terkadang, kata Yulianingsih, warga yang datang lebih awal malah mendapat nomor buntut karena mereka berebut masuk duluan. Karena enggak mau berebut antrean, Yulianingsih berinisiatif membuat nomor antrean sendiri dari potongan kertas. "Terus saya bagikan kalau ada yang datang," kata dia

Inisiatif Yulianingsih ternyata mampu antrean kembali tertib. Setiap warga yang baru datang, diberi nomor "bayangan" oleh Yulianingsih. Nomor itu kemudian ditukarkan dengan nomor antrean resmi saat kantor sudah dibuka.

"Saya dapat antrean pertama karena datang jam enam pagi, mau membuatkan BPJS bapak saya," kata Sugiyarno (30), warga Kelurahan Plalangan, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.

Sugiyarno mengaku sudah lima kali mendatangi kantor BPJS di Ungaran. Ia memilih BPJS Ungaran karena lebih dekat dibandingkan ke kota Semarang. Namun setiap kali datang ke BPJS Ungaran, ia sudah tidak kebagian nomor antrean.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, meski baru pukul 07.00 WIB, jumlah calon pendaftar BPJS yang terdata melalui nomor antrean "bayangan" ini sudah mencapai 55 orang. Padahal jumlah nomor antrean yang resmi hanya 70 orang.

"Dulu pernah dibikin sampai 100 nomor, namun hingga tutup kantor hanya bisa 70, sehingga tiap hari hanya disediakan 70 nomor," kata Edy Dwi Haryanto (62), salah satu warga yang mengantongi nomor antrean bayangan ke-32.

Menurut Dwi yang pensiunan PNS ini, seharusnya kantor BPJS dibuka di setiap kecamatan sehingga memudahkan warga yang ingin mendaftar.

"Saya bahkan sampai enam kali tidak jadi, padahal saya dari Ambarawa. Kalau pemerintah niat mau menbantu rakyatnya, ya dibuka tiap kecamatan," kata Dwi.

Di BPJS KOK Semarang yang menempati sebuah ruko ini, loket pelayanan yang dibuka hanya dua meja. Lalu satu meja lagi untuk bagian informasi yang selalu kosong.

"Harusnya loket ditambah minimal 5. Ditambah bagian informasi juga ada petugasnya. Kasihan kan, kalau cuma mau minta penjelasan tentang BPJS harus ambil antrean dulu," ujar Dwi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com