Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karyawati XL yang Tewas Saat Menyelam di Pulau Komodo Bersertifikasi "Advance"

Kompas.com - 05/09/2014, 12:39 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis


KUPANG, KOMPAS.com — Juningsi Jecelin Letik (sebelumnya disebut Ningsih Dewi Letik), karyawati PT XL Axiata Tbk, Jakarta Pusat, yang tewas saat menyelam di perairan Kristal Rock Gili Lawa, perairan Taman Nasional Komodo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin (1/9/2014), diketahui sudah sering menyelam.

Hal tersebut disampaikan pemilik perusahaan diving dan snorkeling Condo Dive (CND), Kabupaten Manggarai Barat, Condo Subagyo, Kamis (4/9/2014) malam.

"Saat mereka datang (ke Manggarai Barat), kita jemput di airport. Prosedur yang mesti kita jalankan adalah cek alat, cek sertifikat, dan wajib mengisi formulir untuk kegiatan diving yang menyatakan bahwa ini adalah olahraga ekstrem. Kalau terjadi sesuatu, itu menjadi risiko sendiri," kata Condo.

"Saat tiba, dia (korban) sudah menunjukkan sertifikat. Dia juga levelnya bukan kelas pemula lagi karena sudah menyelam sebanyak 46 kali. Jadi, waktu kecelakaan, dia sudah melakukan penyelaman yang ke-49. Skill-nya, menurut guide master dive saya yang mendampingi dia menyelam, sudah di atas teman-temannya," sambung Condo.

Menurut Condo, korban datang bersama rombongan berjumlah 17 orang dari Jakarta. Pemimpin rombongan dikenal sebagai Pak Josen. Rombongan ini terpecah dalam dua kegiatan, yaitu sembilan orang menyelam dan delapan orang melakukan kegiatan snorkeling.

Tanggal 30 Agustus 2014 siang, mereka melakukan perjalanan ke Pulau Komodo dan melihat komodo bermain ke Pantai Merah. Mereka melanjutkan kegiatan dengan melakukan diving sebanyak dua kali, yakni pada siang dan sore. Korban meninggal pada saat melakukan diving yang ketiga di perairan Gili Lawa Laut.

Condo mengaku mengirim satu dive master untuk mengawal tiga orang. Menurut dia, pengawalan ini sudah overload karena biasanya satu dive master untuk empat sampai lima orang.

"Penyelam lain yang skill-nya di bawah korban bisa menyelam lebih dari 40 menit, sementara dia, baru menyelam empat menit, sudah naik ke atas dan sempat minta tolong, dan selanjutnya tak sadarkan diri. Korban kemudian dibantu oleh dive master dan teman-temannya dibawa menggunakan boat ke rumah sakit terdekat, tetapi ternyata sudah meninggal," urai Condo.

Condo pun mengaku tidak tahu persis penyebab utama korban meninggal karena dia tidak berada di lokasi saat kejadian.

Sudah advance

Dari pengecekan di situs resmi divessi.com, Juningsi diketahui sudah mengantongi sertifikat menyelam untuk tingkat lanjutan atau Advance Adventurer. Dalam data online itu, Juningsi tercatat sudah menyelam sejak tahun 2010 dan memiliki 40 atau lebih pengalaman menyelam.

Sertifikasi ini dikeluarkan oleh lembaga diving ANAKLAUT Underwater Center dengan instruktur Sarwo Edhie Mohan sebagai penanggung jawab.

Berdasarkan pernyataan dalam rilis yang dikirimkan rekan korban, Tina Pakpahan, kepada Kompas.com, Jumat (5/9/2014), Sarwo Edhie membenarkan keterangan ataupun sertifikat resmi menyelam milik perempuan yang akrab dipanggil Jenny itu.

"Jenny merupakan penyelam bersertifikat Advanced Adventurer dengan rekor di atas 60 penyelaman," kata Sarwo, ketika dikonfirmasi, kemarin.

Keterangan ini membantah pernyataan Kepala Kantor SAR Kupang I Ketut Gede Ardana, yang menyebutkan bahwa korban belum memiliki sertifikat menyelam (baca selengkapnya: Menyelam di Perairan Pulau Komodo, Karyawati XL Tewas).

Sebelumnya diberitakan, perempuan berusia 29 tahun ini tewas karena selang oksigen yang dipakainya terlepas saat berada di dalam laut. Hal tersebut disampaikan Kapolres Manggarai Barat Ajun Komisaris Besar Jules Abraham Abas, saat dihubungi dari Kupang, Rabu (3/9/2014) sore.

Abas mengatakan, pihaknya masih akan terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab lain, termasuk status apakah korban sudah memiliki sertifikat saat menyelam (baca selengkapnya: Ini Penyebab Tewasnya Karyawati XL Saat Menyelam di Perairan Pulau Komodo).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com