Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Masjid Bandung Barat, Rp 17,5 Miliar Cuma Jadi Tiang Pancang

Kompas.com - 04/09/2014, 19:35 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis

BANDUNG BARAT, KOMPAS.com — Pembangunan Masjid Agung Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang berlokasi di Plasa Mekarsari, Kompleks Pemerintah Kabupaten Bandung Barat, Kecamatan Ngamprah, Jawa Barat, sudah hampir satu tahun mangkrak sejak November 2013 lalu.

Dari pantauan Kompas.com, masjid yang dirintis pembangunannya pada 2011 itu dalam kondisi memprihatinkan. Di dalam lahan sekitar 3.000 meter persegi yang ditutupi dan dikelilingi seng itu, hanya ada fondasi lantai dengan puluhan tiang pancang yang besinya mulai berkarat karena tergerus panas dan hujan.

Padahal, dana pembangunan masjid tersebut mencapai Rp 17,5 miliar. Dengan rincian, bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebesar Rp 10 miliar dan dana hibah Pemerintah Kabupaten Bandung Barat sebesar Rp 7,5 miliar.

Selain itu, di sekitar lahan tersebut, rumput liar sudah mulai tumbuh tinggi, pertanda sudah tidak ada kegiatan pembangunan lanjutan. Meski demikian, plang pengumuman yang terbuat dari besi bertuliskan "Insya Allah Di Sini Akan Dibangun Masjid Agung Kabupaten Bandung Barat" masih kokoh berdiri.

Dari data yang dihimpun Kompas.com, pembangunan Masjid Agung Kabupaten Bandung Barat itu direncanakan rampung pada tanggal 27 November 2013. Pembangunannya diserahkan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung Barat kepada panitia khusus dengan melibatkan kontraktor pemenang tender, PT Gunakarya Nusantara. Tahap pertama dalam pembangunan berkonsentrasi pada pembuatan lantai dasar masjid.

Dewan Permusyawatan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bandung Barat pun mendesak proyek pelaksanaan pembangunan Masjid Agung KBB segera dilanjutkan. Pasalnya, sejak dihentikan, hingga kini proyek tersebut kian terbengkalai dan tidak ada kejelasan.

"Masalah anggaran kan sudah ada, kenapa belum dilanjutkan? Heran juga saya," kata anggota DPRD Kabupaten Bandung Barat dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Dartiwa, saat ditemui di Padalarang, Kamis (4/9/2014).

Lebih lanjut, Dartiwa mengatakan bahwa kondisi proyek tersebut cukup ironis. Pada awal 2014 lalu, kata dia, pihak panitia mengatakan akan segera melanjutkan proyek tersebut. Namun, hingga kini hal itu tak kunjung dilaksanakan.

Menurut dia, masjid itu seharusnya selesai sebelum gedung perkantoran Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dan kantor Bupati Bandung Barat yang baru selesai dan ditempati.

"Apa sih kendalanya? Kalau masalah anggaran, ya, pakai saja yang ada, kan bisa dicicil dulu. Kalau memang kurang, mungkin bisa mengajukan lagi, bisa dibantu provinsi atau pusat. Program awalnya kan, masjid beres, gedung pemda juga beres," ujarnya.

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bandung Barat akan kembali memanggil pihak terkait untuk meminta kejelasan terkait masalah itu.

"Kita akan berkoordinasi sesudah alat kelengkapan Dewan terbentuk dan ini menjadi salah satu PR kita di Dewan," pungkasnya.

Sementara itu, saling lempar tanggung jawab terjadi antara Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dan Panitia Pembangunan Masjid Agung. Seperti yang terjadi saat Kompas.com mencoba mengonfirmasi Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Kabupaten Bandung Barat, Dodo Suhendar, melalui sambungan telepon.

"Konfirmasi ke panitia saja, saya kebetulan ada acara sekarang," kata Dodo yang langsung menutup telepon.

Tak banyak pula informasi yang didapat dari Panitia Pembangunan Masjid Agung mengenai mangkraknya proyek tersebut. Saat Kompas.com menghubungi Wakil Ketua Panitia Pelaksana Pembangunan Masjid Agung Kabupaten Bandung Barat Zaenal Mustopha, dia hanya mengatakan bahwa PT Gunakarya Nusantara dan panitia telah putus kontrak dalam pembangunan masjid tersebut. "Sudah putus kontrak dengan kontraktor PT Gunakarya," ujarnya.

Ketika ditanya apa yang menjadi kendala sehingga pembangunan tersebut mangkrak, Zaenal enggan melanjutkan wawancara dengan alasan sedang dalam posisi mengendarai mobil. Ketika dihubungi kembali melalui nomor telepon yang sama beberapa jam kemudian, hanya ada jawaban dari operator yang mengatakan panggilan tersebut telah dialihkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com